RADAR JOGJA – Kinerja Pelatih PSS Sleman Seto Nurdiyantara sedang disorot. Itu seiring jebloknya performa tim berjuluk Super Elang Jawa itu. Terakhir, mereka bahkan tiga kali menelan kekalahan beruntun.

Seto sadar dirinya sedang jadi disorot. Menurutnya, tiga kekalahan beruntun adalah sesuatu yang buruk dan harus segera ada pembenahan. Ia mengaku siap jika manajemen PSS Sleman mengevaluasi kinerjanya sebagai pelatih kepala.”Pasti akan ada evaluasi dari manajemen agar ke depannya bisa lebih baik. Entah siapa pun yang melanjutkan,” katanya, Selasa (21/2).

Terakhir, PSS Sleman keok saat melakoni pertandingan pekan ke-26 Liga 1 2022-2023 melawan Persis Solo, Selasa (21/2). Meski bermain di Maguwoharjo International Stadium (MagIS), yang notabene adalah kandang sendir, PSS Sleman kalah dengan skor 1-4. Itu adalah kekalahan PSS Sleman yang ketiga kalinya secara beruntun. Sebelumnya, Super Elang Jawa juga takluk dari Persebaya Surabaya dan Dewa United FC.

Seto mengakui jika buruknya pertahanan Laskar Sembada karena tak ada tambahan pemain asing di posisi bek tengah. Meski begitu, ia tak mau menilai bek yang dimilikinya saat ini sebagai biang kerok tiga kekalahan beruntun. “Itu jadi salah satu sebab, tapi tidak jadi alasan. Bagaimanapun sebelumnya kami pernah memenangkan laga tiga kali berturut-turut tanpa pemain asing di belakang,” ujarnya.

Inkonsistensi menjadi salah satu masalah PSS di paruh musim kedua Liga 1 2022-2023. Seto mengakui pemain-pemainnya saat ini belum mampu meningkatkan performanya di lapangan, atau minimal menjaga konsistensi permainan sebelumnya.

Tak hanya soal konsistensi yang menjadi masalah, PSS Sleman kerap kehilangan pemain entah karena cedera atau akumulasi kartu. Pada laga kontra Persis Solo, Selasa (21/2) kemarin, Jihad Ayoub absen karena akumulasi kartu. Sebelumya Todd Rivaldo Ferre absen akibat sanksi kartu merah saat timnya menang lawan Barito Putera pada 31 Januari 2023. Momen itu adalah saat performanya bersama PSS Sleman sedang membaik.

Selanjutnya Ifan Nanda, tampil mengesankan hingga laga melawan Persik Kediri pada 9 Februari 2023 lalu. Namun setelah laga tersebut, Ifan Nanda harus absen saat bertandang ke markas Persebaya Surabaya di Stadion Joko Samudro, Gresik Jawa Timur karena mengalami cedera. Tak hanya Ifan, sang penjaga gawang utama, Muhammad Ridwan juga harus menepi karena cedera. PSS Sleman pun menyerah 4-2 dari Persebaya Surabaya.

Pada laga pekan lalu, Seto bahkan sempat menyebut pemain PSS Sleman yang tersedia hanya 19 pemain. Itupun menurutnya opsi pemain yang ada tidak cukup sebanding kualitasnya. “Ini keteledoran kami di tiga laga akhir ini. Pemain asing memang ada pengaruhnya, tapi bukan alasan. Pemain lokal juga bisa sebenarnya asal bisa evaluasi mandiri juga, selain apa yang kami berikan. Pengaruh ada tapi tidak begitu krusial,” jelas Seto.

Beberapa nama memang sempat muncul menjadi kandidat pengganti Tallyson Duarte di skuat Super Elja. Seto sempat menyatakan jika manajemen dan dirinya telah berkomunikasi dengan calon bek tengah yang akan direkrutnya. Ia juga berkata memerlukan jasa pemain asing untuk memperkuat lini belakang timnya. Namun hingga tenggat waktu bursa transfer paruh musim berakhir pada 31 Januari 2023, manajemen PSS tidak mengumumkan tambahan pemain asing lagi.

Selain itu, Seto juga menjelaskan bahwa ketidakhadiran penonton di stadion pada beberapa pertandingan PSS Sleman menurutnya tidak bisa dijadikan alasan ketika grafik permainan menurun tajam. “Seharusnya tidak menjadikan suatu hal besar bagi pemain. Artinya, tanpa penonton atau dengan penonton secara kualitas harus terjaga. Saya pikir dengan atau tanpa penonton, pemain harus menunjukan apa yang dia miliki,” tegasnya.

Ia menyatakan, hasil buruk yang kembali menerpa Laskar Sembada harus menjadi pelecut semangat pemain dan staf pelatih untuk terus berupaya meraih hasil maksimal. “Apa yang kami tingkatkan tidak maksimal. Harapannya ini menjadi evaluasi bagi para pemain serta jangan berputus asa karena kesempatan lolos dari degradasi masih ada. Ini butuh keseriusan dari staf pelatih dan pemain,” ucapnya. (tyo/din)

Jogja Raya