RADAR JOGJA – PSS Sleman menjadi tim kontestan Liga 1 2022-2023 yang paling banyak menelan kekalahan. Yakni 14 kali. Terbaru, PSS ditekuk 1-4 dari Persis Solo di Maguwoharjo International Stadium (MagIS) kemarin (21/2).
Dari 26 laga yang dimainkan, PSS kalah 14 kali, 4 imbang, dan 8 kemenangan dengan mengemas poin 28. PSS kini berada di posisi 14 klasemen sementara. Jumlah 14 kekalahan ini sama dengan yang dicapai Rans Nusantara yang berada di dasar klasemen.

Meski bermain di MagIS, namun PSS Sleman berstatus sebagai tim tamu di laga yang digelar tanpa penonton itu.  Kekalahan PSS Sleman ini memperpanjang rentetan hasil buruk mereka. Di tiga laga terakhir, tiga kali pula mereka menelan kekalahan.

PSS Sleman sempat unggul hingga turun minum lewat sepakan Jonathan Cantillana dari titik putih. Gol perdana Cantillana bagi tim Super Elang Jawa itu sempat membawa angin segar. Setidaknya hingga turun minum.

Namun Persis Solo tancap gas di paruh kedua. Mereka menyamakan skor lewat tendangan 12 pas Alexis Messidoro di menit 54. Dua menit berselang giliran mantan pemain PSS Sleman Irfan Bachdim menjebol gawang Try Hamdani Goentara. Di sisa laga, Laskar Sambernyawa menambah dua gol lewat Fernando Rodrigues dan Ryo Matsumura.
Hasil ini membuat PSS Sleman tetap terpaku di urutan 14 klasemen dengan 28 poin. Sementara Persis Solo naik ke posisi sembilan dengan 33 poin.

Pelatih PSS Sleman Seto Nurdiyantara menyayangkan timnya yang tidak bisa mencuri poin di laga ini. Menurutnya, konsistensi anak asuhnya menjadi salah satu faktor. Permainan di babak pertama tidak bisa diulangi atau diterapkan di babak kedua. Hal ini menjadi pelajaran baginya dan pemain untuk banyak belajar bagaimana menghadapi situasi saat kelelahan. Meski begitu, Seto tetap mengapresiasi pemainnya yang mau berjuang. “Hasil ini jangan sampai berlarut-larut. Harapannya pemain punya motivasi sendiri untuk bisa tampil lepas selanjutnya,” katanya saat jumpa pers usai laga.

Seto menyebut, tiga kekalahan beruntun ini bukan hal yang baik bagi PSS Sleman. Ia mengungkapkan, akan ada evaluasi dari manajemen PSS dan berharap di sisa musim ini menjadi lebih baik. “Entah siapa nanti yang melanjutkan, kami selesaikan kompetisi musim ini dulu,” ujarnya.
Kapten PSS Sleman Kim Jeffrey Kurniawan sangat kecewa atas hasil yang diperoleh timnya. Apalagi timnya sempat dalam posisi unggul. Namun lawan dengan mudahnya membalikkan keadaan. Hal ini jadi evaluasi untuk belajar lebih baik lagi. Bagaimana mempertahankan keunggulan. “Sangat mengecewakan. Kami belajar dari laga ini untuk menatap ke depan. Kami sekarang bertekad untuk memutus tren negatif ini,” tegasnya.

Sementara itu, pelatih Persis Solo Leonardo Medina merasa senang dengan permainan anak asuhnya di laga ini. Para penggawa Persis bermain baik. Menurutnya, PSS sendiri cukup menyulitkan lantaran harus memaksa timnya untuk menganalisis laga dan merespons pendekatan taktikal dari PSS. Baginya yang terpenting, Persis bisa menyelesaikan laga dengan baik. Juga bisa menemukan solusi dari pendekatan taktikal yang dibuat PSS. “Saya senang karena pemain Persis bisa menampilkan karakter bermain yang saya inginkan, terlepas dari skor akhir,” ucapnya.

Ia mengatakan, timnya tetap berpikir positif saat tertinggal lebih dulu. Di babak kedua, penggawa Laskar Sambernyawa berusaha untuk memanfaatkan kesempatan dan fokus di ball possession serta memanfaatkan ruang di antara fullback PSS. “Kami bermain sangat terorganisir,” kata pelatih asal Uruguay itu. (tyo/din)

Jogja Raya