RADAR JOGJA – Dinas Perdagangan Kota Jogja menggelar operasi pasar (OP) beras di Pasar Beringharjo, Kamis (9/2). Ini dilakukan dalam rangka intervensi harga beras yang kian melambung. Operasi pasar ini merupakan upaya kolaborasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIJ serta Perwakilan Bank Indonesia DIJ.

Kepala Disperindag DIJ Syam Arjayanti menyebut saat ini harga beras dipasaran terpantau cukup tinggi. Dari harga normalnya yaitu Rp 9.450/kilogram melonjak hingga Rp 11 ribu/kilogram. Beras juga menjadi komoditas pangan yang menyebabkan tingginya angka inflasi di Jogjakarta.

“Apalagi belum begitu banyak panen, harga beras relatif tinggi,” jelas Syam ditemui di Pasar Beringharjo, Kamis (9/2).

Menurutnya, dalam menekan angka inflasi juga memerlukan peran dari masyarakat. Dia meminta masyarakat untuk bijak dalam mengonsumsi beras. Kaitannya adalah ketersediaan beras jangka panjang.

Dia mencatat angka konsumsi beras di Jogjakarta mencapai 80,5 kilogram/tahun. Angka ini jauh diatas angka konsumsi beras di negara lain. Misalnya Jepang yang hanya mencapai 63 kilogram/tahun. Sehingga diharapkan masyarakat jangan sampai menyisakan makanan.

“Kami ajak masyarakat menghargai pangan. Apakah ada sisa makanan? Ini menjadi pengendalian inflasi. Mengajak komponen masyarakat bersama-sama ikut serta,” katanya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIJ Budiharto Setyawan menjelaskan gelaran operasi pasar ini digelar pula di pasar rakyat lainnya. Diantaranya Pasar Prawirotaman dan Pasar Kranggan.

Budiharto menambahkan operasi pasar menjadi salah satu langkah dalam menekan angka inflasi. Ini karena komoditi beras menjadi penyumbang inflasi di Jogjakarta. Data per bulan Januari, inflasi di Jogjakarta mencapai 6,05 persen.

Budiharto menyebut inflasi di Jogjakarta perlahan mulai melandai. Sementara disisi pertumbuhan ekonomi di Jogjakarta pada triwulan 4 tahun 2022 mencapai 5,53 persen. Angka menjadi pertumbuhan ekonomi paling tinggi di Pulau Jawa. 

“Meski demikan data pertumbuhan ekonomi dan inflasi Jogjakarta masih defisit karena lebih tinggi inflasi daripada pertumbuhan ekonomi,” ujar Budiharto.

Guna mengawal harga komoditi beras, pihaknya menggandeng Dinas Perdagangan Kota Jogja. Perannya untuk menyiapkan pasokan beras dalam jumlah yang banyak saat panen raya. Untuk Kota Jogja saja setidaknya ada 3 ton beras yang disiapkan secara berkelanjutan.

Dia juga memastikan distribusi beras lancar hingga sampai kepada masyarakat. Terkait harga, Budiharto juga memastikan harga beras terjangkau dan bisa diakses masyarakat.

“Untuk masyarakat ini satu kantong kan 5 kilo itu dijual seharga Rp 47.250,” katanya.

Dia berharap gelaran operasi pasar ini dapat menurunkan angka inflasi di Jogjakarta. Setidaknya dapat mencapai target pemerintah pusat yakni 3± 1 persen.

“Kalau di Jogjakarta karena diawalinya tinggi kita berharap (inflasi) terus melandai. Sampai nanti sasarannya dikisaran 3± 1 persen,” ujarnya. (isa/dwi)

Jogja Raya