RADAR JOGJA – Kepala Pelaksana BPBD DIJ Biwara Yuswantana mendorong para pengelola destinasi wisata untuk memiliki kesadaran akan potensi bencana yang dimungkinkan terjadi. Dia meminta wisatawan juga diberi informasi berkaitan potensi bencana. Menurutnya ini membutuhkan peran para pelaku wisata seperti pemandu wisata hingga jajaran pemerintah.

“Di objek wisata pernah terjadi dulu di Jatim. Mereka (wisatawan) sedang mandi tiba-tiba dari atas ada banjir bandang dan korbannya banyak. Pernah juga pengalaman di Sleman kejadian siswa siswi SMP di Turi, di Waduk Sermo,” jelas Biwara ditemui di kantor BPBD DIJ, Selasa (7/2).

Biwara mengungkapkan adanya potensi bencana bukan menjadi batasan bagi para pelaku wisata untuk berkreasi. Hanya saja, keamanan wisatawan harus selalu menjadi yang utama.

Dia mencontohkan, salah satu objek wisata minum kopi in the sky yang beberapa waktu viral. Lokasi ini terpaksa harus dihentikan operasionalnya. Atas pertimbangan memiliki risiko kecelakaan yang tinggi.

“Sekarang trendnya wisata semakin menantang, semakin memacu adrenalin. Itu kreativitas, inovasi tapi harus diimbangi dengan mitigasi atau pengurangan risiko bencana,” katanya.

Selain mitigasi bencana, edukasi berkaitan dengan kondisi medan jalan juga penting disampaikan kepada wisatawan. Ini tak terlepas dari kejadian kecelakaan bus yang menewaskan belasan orang di Bukit Bego beberapa waktu lalu. 

“Ini harus diinformasikan. Mobilnya harus kuat dan tahan ketika melintasi jalan itu. Kita sudah harus mengarah ke sana terkait pengamanan potensi bencana yang ada di lokasi wisata,” ujarnya.

Tak hanya keamanan di luar ruangan. Keamanan di dalam ruangan juga harus diperhatikan. Caranya dengan menyebarluaskan potensi bencana pada para pengunjung.

Umumnya ini disampaikan saat sesi safety briefing sebelum dimulainya suatu acara. Termasuk informasi mengenai lokasi jalur evakuasi.

“Sehingga kita bisa memberikan keamanan, pemahaman kepada wisatawan agar bisa menikmati objek yang ada secara aman. Kami berharap pada BPBD kabupaten karena objek wisata kewenangannya di sana, Monggo ini mulai bisa kita kondisikan,” katanya. (isa/dwi)

Jogja Raya