RADAR JOGJA – Antusiasme warga Jogjakarta terhadap mobil listrik cukup tinggi. Branch Manager Wuling Jogja Mlati, Sleman Fresiyanto Novendi menyebut, kurun waktu lima bulan setidaknya sudah 100 unit mobil listrik terjual.
“Kami mulai distribusi September 2022. Angka 100 yang terjual itu hingga hingga Januari,” ujarnya kemarin (5/2). Fresiyanto menyebut ada beberapa faktor yang mempengaruhi antusiasme warga Jogja yang mulai melirik mobil listrik.
Mulai dari melek teknologi hingga pemahaman terhadap emisi gas buang pada kendaraan. “Mereka lebih melek teknologi dan akhirnya paham akan pentingnya emisi gas buang dengan energi terbarukan,” jelasnya.
Selain itu, warga Jogja yang multikultural ini juga mengedepankan aspek ekonomi. Apabila dihitung secara rinci, penggunaan kendaraan listrik jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan bahan bakar minyak.
“Mereka juga mengukur efisiensi dalam konteks penghematan keuangan, tidak harus keluar beli bensin. Sekali cast (isi daya, Red) cukup Rp 37 ribu-Rp 47 ribu,” ujarnya.
Fresiyanto optimistis penggunaan mobil listrik akan terus meningkat. Terlebih apabila regulasi pemerintah tentang insentif pembelian kendaraan listrik segera disahkan. Sebab, itu kaitannya dengan komitmen pemerintah kepada warga dunia untuk mengurangi emisi gas karbon dari kendaraan.
“Kami akan optimistis lagi kalau regulasi pemerintah segera diputuskan, apakah jadi insentif khusus kendaraan listrik roda dua dan empat. Kalau segera diputuskan, optimistis. Supaya tidak ada kebimbangan customer membeli,” jelasnya.
Adanya regulasi akan mendorong infrastruktur untuk mendukung kendaraan listrik di DIJ. Di antaranya adalah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Sejauh ini SPKLU sudah tersedia di Prambanan, Sleman.
“Garapan kami infrastruktur di mana support SPKLU-nya segera dibenahi dalam konteks tersedia lebih rapat. Jangan terlalu jarak jauh. Untuk mal belum tersentuh,” ujarnya.
Dikatakan, harapannya SPKLU segera dipenuhi agar minimal customer dan pengguna punya rasa nyaman. “Misal ketika sedang berbelanja, ngemal sambil kendaraan dicolokkan, baterai penuh, kan indah,” jelasnya.
Lebih lanjut Fresiyanto mengatakan, mobil listrik Wuling kisaran harga Rp 200 juta-Rp 300-an juta. Jarak tempuh sekali charging untuk harga kisaran Rp 200-an juta bisa mencapai 200 kilometer. Sedangkan kisaran harga Rp 300-an juta bisa menempuh 300 km sekali charging.
“Kami mulai Rp 200 jutaan masuknya city car. Jadi penggunaan dalam segi kepraktisan dan kelincahan dan fun drive. Lebih bisa diterima masyarakat Jogja karena pricing (harga) lebih masuk akal. Namanya beli city car untuk mobilitas sehari-hari ukuran compact untuk empat orang dewasa,” tandasnya.
Semakin tingginya animo masyarakat untuk membeli kendaraan listrik, juga dirasakan salah satu dealer motor listrik, Motorhouse Indonesia, di Jalan Brigjen Katamso, Jogja. Kian hari pembelian motor listrik terus meningkat.
Teknisi dan sales Motorhouse Indonesia I Ketut Telik Satyawan menjelaskan, Motorhouse mulai berjualan sejak pertengahan 2021. Awalnya hanya menyediakan sepeda listrik, namun karena mulai banyak permintaan motor listrik, akhirnya Motorhouse menyediakan motor listrik dari berbagai brand.
“Sekarang justru didominasi oleh motor listrik daripada sepeda listrik,” terang Ketut kepada Radar Jogja (2/2). Motorhouse sendiri menjual beberapa brand motor listrik, antara lain, Uwinfly, Davigo, Ecgo, dan Segway. Harganya di kisaran Rp 10 juta-Rp 25 juta.
Diakui di dealernya setiap bulan kurang lebih bisa menjual belasan motor listrik. Pembelinya cukup beragam, mulai mahasiswa hingga kalangahn orang tua.
“Sejumlah brand-brand itu didatangkan dari beberapa pabrik yang berasal dari Tangerang, Semarang dan Jakarta. Ada juga yang dikirim langsung dari Taiwan,” tambah Ketut.
Ketut bekerja di Motorhouse sejak Februari 2022 dan dipercayai sebagai teknisi dan merangkap sebagai sales. “Sebenarnya saya teknisi, tapi kan teknisi itu tidak setiap hari ada kerjaan, maka saya juga merangkap sebagai sales,” jelas alumni teknik elektro ini.
Ketut melihat motor listrik belakangan makin diminati masyarakat karena memiliki banyak keunggulan dibandingkan motor konvensional. Selain lebih irit biaya, motor listrik juga lebih mudah dan fleksibel secara penanganan.
“Motor listrik kan tidak menggunakan mesin seperti motor konvensional, jadi tidak perlu ganti oli atau servis seperti motor biasa. Sekali charge baterai, motor listrik bisa digunakan sejauh 60 km. Jika dibandingkan motor biasa, itu jauh lebih irit karena sekali charge baterai hanya berkisar Rp 5000,” terangnya. (lan/cr1/laz)