RADAR JOGJA – Pelan tapi pasti bank-bank sampah di Kota Jogja menunjukkan produktivitasnya. Konsepnya berupa mengolah atau menyalurkan sampah-sampah anorganiknya. Ini menyusul adanya kampanye zero sampah anorganik oleh Pemkot Jogja.

Salah satu bank sampah yang aktif adalah Bank Sampah Delima milik RW 05 Mangkuyudan, Kelurahan Mantrijeron. Aktivitas penimbangan rutin dilakukan sekali dalam sebulan.

Ketua RW 05 Ganang Iwan menyebut sebagian besar warganya telah secara sadar menyalurkan sampah anorganiknya ke bank sampah. Petugas bank sampah juga tak perlu bekerja terlalu keras. Warga telah berinisiatif memilah sampah anorganik sesuai dengan jenisnya.

“Dalam satu kali penimbangan setidaknya ada 50 kilogram sampah anorganik,” jelas Ganang ditemui di Balai RW 05 Mangkuyudan, Kelurahan Mantrijeron, Jumat (3/2).

Dia mengatakan bank sampah dioperasionalkan selayaknya bank pada umumnya. Warga bisa mendapatkan rupiah dari hasil menyalurkan sampah anorganiknya.

Jika uang hasil penjualan telah terkumpul, warga bisa mengambil hasilnya pada saat penimbangan. Menurut Ganang, ini menjadi satu penarik bagi warga untuk bisa memaksimalkan keberadaan bank sampah.

“Kami kembalikan ke fungsi bank sesungguhnya. Semakin banyak mengumpulkan sampah akan semakin banyak uang yang kita kumpulkan. Itu metode kampanye kita sehingga warga mau menjadi nasabah bank sampah,” katanya.

Dia menambahkan masyarakat sudah teredukasi berkaitan dengan sampah apa saja yang diterima oleh bank sampah. Sebelum dijual kepada pelapak, sampah anorganik dipilah terlebih dahulu sesuai dengan jenisnya. Diantaranya sampah kardus, kertas, koran, kaca, hingga besi.

Pelapak, lanjutnya, memberi harga yang bervariasi. Misalnya, untuk sampah kardus dibanderol dengan harga Rp 1.400/kilogram, botol dan kaca mulai dari Rp 50/biji, koran seharga Rp 7.500/kilogram dan lain-lain.

“Dengan aktifnya bank sampah, harapannya RW 05 Mangkuyudan bisa bebas dari sampah, bersih, sampah bisa terkelola dengan baik. Sehingga masyarakat juga bisa hidup sehat karena lingkungannya bersih,” ujarnya. (isa/dwi)

Jogja Raya