RADAR JOGJA – Meski tergolong melandai, namun sebaran penyakit mulut dan kuku tetap menjadi momok bagi peternak di Jogjakarta. Ini karena angka kasus yang cukup tinggi beberapa waktu lalu. Hingga saat ini potensi lonjakan kasus tetap ada di semua wilayah.

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ) terus mengantisipasi sebarang kasus PMK. Terutama dengan pemberian vaksin kepada hewan ternak. Tercatat untuk dosis pertama telah menjangkau 120 ribu ekor ternak.

“Data DPKP per 27 Januari 2023, menunjukkan ternak yang telah divaksin PMK dosis pertama 120.700 ekor. Lalu dosis kedua sudah menjangkau 81.204 ekor. Baik untuk sapi, domba, kambing, kerbau, maupun babi,” jelas Kepala DPKP DIJ Sugeng Purwanto dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (30/1).

Sugeng turut menjabarkan data paparan kasus PMK di Jogjakarta. Terlihat mulai menurun sejak medio November 2022. Penurunan kasus, lanjutnya, tergolong sangat signifikan. Pada Januari 2023 terus mengalami penurunan dan relatif kecil 2 hingga 3 kasus perharinya.

Dalam laporan DPKP DIJ per 26 Januari 2023, kasus PMK menjangkiti sapi 13.771 ekor. Detilnya terdiri dari 493 potong bersyarat, 564 mati dan 11.640 ternak sembuh. Untuk kambing mencapai 202 ekor.

“Kambing ini 5 ekor potong bersyarat, 5 ekor mati dan 186 ekor sembuh,” katanya. 

Untuk jumlah domba di Jogjakarta yang terpapar PMK mencapai 690 ekor. Detilnya 1 ekor potong bersyarat, 28 mati dan 611 sembuh. Kasus PMK yang menjangkiti kerbau ada 23 kasus dengan 14 kesembuhan. Sementara, ternak babi tidak ada laporan kasus PMK. 

“Jogjakarta saat ini memang belum zero kasus PMK tapi kasus barunya sangat turun,” ujarnya. (Dwi)

Jogja Raya