RADAR JOGJA – Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengakui ketersediaan air baku di IKN masih menjadi pekerjaan rumah baginya. Itulah mengapa diskusi terkait manajemen pengolahan air masih terus berlangsung. Terbaru dengan melibatkan para pakar dan akademisi dari 45 Universitas se-Indonesia.

Diskusi kali ini berlangsung di University Club (UC) UGM Jogjakarta, Jumat (27/1). Fokus pembahasan adalah dua permasalahan yang ditemui Kementerian PUPR. Selain ketersediaan air baku juga mitigasi bencana air di IKN.

“Ada dua hal yang dibahas, penyediaan air baku di IKN itu dari kebutuhan dan ketersediaannya dan untuk pengendalian daya rusaknya untuk banjir,” jelasnya, Jumat (27/1).

Sejatinya sejumlah sarana prasarana penunjang telah ada. Basuki mencontohkan keberadaan Bendung Sepaku Semoi. Fungsiny untuk penyedia air baku dan juga pengendalian banjir. 

Hanya saja, menurutnya perlu ada rencana yang lebih matang. Terutama untuk menguatkan keberadaan sarana prasarana yang telah ada. Seperti saluran intake, embung hingga sistem air baku dan pengendali banjir. 

“Lalu sanitasi, water supply itu tadi untuk air baku dan air minum serta untuk pengendalian banjir,” katanya.

Basuki menegaskan IKN tidaklah kekurangan air. Namun tetap butuh sistem pengelolaan yang optimal. Setidaknya mampu memenuhi kebutuhan dalam jangka waktu yang panjang dan berkelanjutan. 

“Bukan kurang tapi kan ada kebutuhannya tahun sekarang berapa, dipenuhi darimana, tahun nanti 2030 berapa, dipenuhi darimana. Nanti 2045 tambah lagi karena penduduknya tambah,” ujarnya. 

Basuki tak menampik akan ada pembagunan dan pengoptimalan waduk maupun bendungan. Bendungan Sepaku Semoi pada medio 2030, berlanjut Bendungan Batu Lepek pada 2040. Adapula Waduk Selamayu pada 2060.

“Nanti yang terakhir juga dari intake Mahakam. Ada, kalau airnya ada,” katanya.

Untuk pembagunan IKN telah memasuki beberapa tahapan. Basuki juga membeberkan Presiden Joko Widodo akan mengajak investor berkunjung ke IKN. Guna menunjukan proses pembangunan saat ini.

“Ya ini, progres fisik jalan-jalan, land development, kavling-kavling. Jadi Insyaallah pak Presiden bisa, oh kamu (investor) bangun rumah sakit di sini, universitas di sini, kantor di sini,” ujarnya. (Dwi)

Jogja Raya