RADAR JOGJA – Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ) memberikan bantuan kepada 63 mahasiswa asal Cianjur yang terdampak gempa bumi. Total bantuan yang diberikan mencapai Rp 315 Juta. Bantuan ini diserahkan langsung oleh Gubernur DIJ Hamengku Buwono X (HB X) di Bangsal Kepatihan Pemprov DIJ, Selasa (10/1).

HB X mengatakan wujud bantuan berupa biaya jatah hidup. Tepatnya selama delapan bulan kedepan. Harapannya mampu meringankan beban para pelajar dan mahasiswa selama masih menempuh pendidikan di Jogjakarta.

“Jadi ini kami membantu hanya untuk living cost. Bantuan ini diberikan by name by address, jadi nanti silakan diambil setiap bulannya selama 8 bulan. Kalau ada masalah, silahkan bisa dikomunikasikan dengan Dinas Sosial,” pesan HB X kepada para mahasiswa penerima bantuan, Selasa (10/1).

Pihaknya juga telah melayangkan surat ke kampus-kampus para mahasiswa penerima bantuan. Isinya berupa imbauan meringankan beban biaya perkuliahan. Ini sebagai bentuk kepedulian atas bencana yang terjadi di kampung halaman para mahasiswa. 

Dari total surat yang terkirim, beberapa mendapatkan respon positif. Terbukti ada satu mahasiswa yang mengaku dibebaskan dari biaya kuliah satu semester. Sehingga dapat melanjutkan pendidikan meski kampung halaman terdampak gempa Cianjur.

“Harapan saya, adik-adik semua bisa tenang untuk menyelesaikan pendidikannya, karena pasti datang ke Jogja untuk sekolah. Jangan sampai DO (drop out), harus selesai karena untuk masa depan anda sendiri,” katanya.

Ketua Perhimpunan Mahasiswa Cianjur di Jogjakarta Rifqi Nugraha sangat berterima kasih. Dia menuturkan respon Pemprov DIJ cekatan. Diawali dengan pendataan oleh Dinas Sosial DIJ.

Para mahasiswa, lanjutnya, merasa sangat terbantu dengan adanya surat ke pihak Kampus. Terkait membebaskan atau setidaknya meringankan biaya kuliah. Sehingga para mahasiswa tetap fokus mengenyam pendidikan di Jogjakarta. 

“Untuk data cross check secara langsung satu per satu mahasiswa calon penerima dan terpilihlah 63 mahasiswa, termasuk saya. Rata-rata mahasiswa penerima bantuan ini memang keluarganya menjadi korban terdampak yang paling parah,” ujarnya. (dwi)

Jogja Raya