RADAR JOGJA – Pemkot Jogja meminta masyarakat tidak euforia dan tetap menjaga perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Ini setelah pemerintah pusat mencabut kebijakan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Penjabat (Pj) Wali Kota Jogja Sumadi mengaku baru selesai mengikuti koordinasi terbatas bersama menteri dalam negeri, menteri kesehatan, menteri kominfo, dan menteri perekonomian kemarin (2/1). Inti koordinasi menekankan pada persepsi pencabutan PPKM yang disalahartikan oleh masyarakat.

“Presiden yang melakukan pencabutan PPKM, diartikan pandemi selesai. Padahal sebelumnya belum (pandemi masih ada, hanya PPKM yang dicabut, Red),” jelasnya saat diwawancarai di ruang kerjanya kemarin (2/1).

Sumadi menjelaskan, pandemi merupakan bencana yang terjadi menyeluruh di belahan dunia. Oleh sebab itu, yang berkewenangan mencabut status pandemi Covid-19 adalah Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO). “Sementara PPKM dicabut menurut analisis dari epidemiolog Indonesia, karena angka kekebalan masyarakatnya sudah tinggi,” jelasnya.

Ia lantas membeberkan capaian vaksinasi Covid-19 di Indonesia yang tinggi. Yaitu sudah mencapai 98 persen. “Salah satu keberhasilan penanganan adalah karena imunitas atau kekebalan tubuhnya sudah tinggi,” ucapnya.

Tingginya capaian vaksinasi, kata Sumadi, mendorong pemerintah pusat mencabut PPKM. Sekaligus dimaksudkan agar sektor ekonomi semakin bergeliat. “Oleh sebab itu perekonomian sekarang bisa jalan. Tapi masih harus tetap mengedepankan PHBS dan protokol kesehatan (prokes),” pesannya.

Sumadi menyebut, pembiasan PHBS telah diterapkan selama pandemi Covid-19. Kebiasaan yang menurutnya baik dalam mencegah berbagai risiko penyakit. “Mulai cuci tangan, pakai masker di tempat kerumunan, itu banyak dilakukan. Ini harus terus dijaga,” tandasnya.

Selanjutnya dikatakan, para menteri juga meminta masyarakat patuh anjuran pemerintah. Salah satunya adalah percepatan vaksinasi. Terutama bagi kaum lansia dan kaum rentan lainnya. “Kota Jogja, booster satu sudah lebih dari 100 persen, booster dua sudah 24 persen. Kami tadi sembari rapat ketemu mantri projo dan lurah, kami minta untuk ikut mengedukasi,” paparnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIJ Budiharto Setyawan optimistis pemulihan ekonomi DIJ terus bertumbuh. Tersokong oleh kembali bergeliatnya pargelaran yang dilangsungkan secara offline atau di luar jaringan (luring). Terlebih setelah pemerintah melakukan pencabutan kegiatan PPKM. “Kami optimistis, meski waspada,” ujarnya.

Budiharto menilai, kembali aktifnya pargelaran luring jadi pendongkrak utama pemulihan. Lantaran pargelaran jadi magnet wisatawan datang ke Jogja. “Pertumbuhan ekonomi, kami lihat (karena digenjot, Red) dari aktivitas masyarakat,” ucapnya. (fat/laz)

Jogja Raya