RADAR JOGJA – Memasuki libur panjang akhir tahun, wilayah Jogjakarta dan sekitarnya mulai dipadati kendaraan plat luar daerah. Masyarakat diminta jangan mengeluh akibat kemacetan dan kepadatan lalu lintas. Ini karena wilayah DIJ bertumpu pada sektor pariwisata, sehingga wisatawan datang untuk menikmati tujuan wisata di Jogjakarta.
Gubernur DIJ Hamengku Buwono (HB) X mengatakan, sejatinya kemacetan menjadi hal wajar di Jogjakarta dan sekitarnya. Sebab wilayah DIJ ini menjadi daya tarik destinasi wisata. Kemacetan yang terjadi, karena para wisatawan tengah menuju ke beberapa destinasi pilihan di Jogjakarta. “Ya nggak usah ngeluh aja, kita jangan ngeluh, kita memang memasarkan wisata. Lalu orang sudah mau datang tapi kita ngeluh, lha piye. Jangan mengeluh, kalau kita berharap orang lain masuk ke Jogja sebagai wisatawan, ya sudah ikhlas saja,” katanya di Kompleks Kepatihan Rabu (28/12).
HB X menjelaskan bersama OPD terkait di kabupaten dan kota sudah melakukan antisipasi-antisipasi untuk mengurai kemacetan. Penguraian kemacetan atau pengaturan lalu lintas ini tidak hanya sekedar pada waktu wisatawan sudah datang. Salah satunya dengan menyiapkan jalur-jalur alternatif dan mengarahkan pengendara agar tak melintasi pusat kota demi mengurangi beban volume kendaraan di pusat kota. “Bagaimana mereka yang lewat Jogja tapi tidak berhenti di Jogja ya jangan masuk ke kota, dalam arti di Prambanan (arus kendaraan) sudah dipecah tidak perlu masuk ke kota. Jadi lewat Jalan Solo semua ya sulit. Hal-hal seperti itu sudah selalu kita lakukan,” ujarnya.
Sementara itu, Sekprov DIJ Kadarmanta Baskara Aji menambahkan, menyikapi hal ini atau kemacetan dimana-mana pada libur akhir tahun, masyarakat Jogja diminta tetap di rumah agar tidak menambah hiruk pikuk di jalanan. Sejatinya, warga Jogja memberikan kesempatan lebih dulu kepada tamu untuk bisa menikmati tujuan wisata di DIJ. Sebab wisatawan memiliki mobilitas yang tinggi. “Lebih baik tinggal di rumah atau tinggal di mana yang kita sukai (kalau tidak ada kepentingan). Tapi kalau kita ikut memenuhi ya nanti kita tidak bisa menjadi tuan rumah yang baik. Kalau untuk bekerja ya lain lagi,” katanya.
Menurutnya, prediksi peningkatan wisatawan selama libur tahun baru 2022-2023 sudah diprediksi pusat karena destinasi wisata di Jogja menjadi nomor satu di Indonesia. Sehingga diperkirakan sekitar tujuh juta orang bersktivitas di DIJ pada akhir tahun ini. “Nah tentu itu harus kita syukuri pertanda bahwa Jogjakarta dipercaya oleh masyarakat di Indonesiaa sebagai tempat wisata. Ini sudah pertanda bahwa di Jogja itu menarik tempat wisatanya,” jelasnya.
Pun hal ini menjadi angin segar untuk pertumbuhan ekonomi DIJ. Sebab dipastikan perputaran uang pada masa kunjungan wisatawan ini akan tinggi. Namun, perhitungan ini hanya bisa dilakukan oleh Bank Indonesia. “Saya sudah minta teman-teman di BI menghitunf perputaran keuangannya. Karena itu harus ada perhitungan yang dilakukan mulai dari tujuan wisata itu. Tapi ya saya kira peningkatannya sangat pesat dan itu pertanda PDRB masyarakat akan meningkat,” tambahnya. (wia/pra)