RADAR JOGJA – Mengoleksi diecast, tidak hanya untuk memuaskan diri. Begitulah yang dilakukan oleh pasangan suami-istri Bayu Aji, 43, dan Utti Retnosari, 46. Mereka tidak hanya mengumpulkan miniatur mainan khusus mobil-mobilan untuk dikoleksi. Namun juga dikembangkan menjadi sebuah usaha.

Bayu yang merupakan pemilik lapak HK Toys di kawasan Tamansari, Jogja itu mengaku, sudah tertarik dengan miniatur mobil sejak duduk di bangku sekolah dasar. Saat itu, dia kepar mendapatkan mainan tersebut dari keluarganya.

Hobi itu sempat terkubur. Namun hidup kembali sekitar sembilan tahun lalu. Dan sejak saat itu, hobi tersebut diteruskan menjadi ladang usaha. “Koleksi pertama kali saya diecast Batman. Tetapi secara keseluruhan, saya juga suka (diecast mobil-mobilan, Red) edisi seri movie The Fast and the Furious,” ungkap Bayu sembari menunjukkan beberapa diecast di lapaknya kemarin (11/11).

Saat ini, ada lebih dari 500 diecast koleksinya yang disimpan dalam dua lemari besar. Kolesinya pun beragam. Dari harga puluhan ribu, hingga jutaan rupiah. Meski dia hanya fokus pada dua jenis diecast, namun Bayu mengaku tak menutup untuk mengoleksi bentuk lain juga. Misalnya Tesla, Lamborghini, Ferrari, hingga jenis-jenis mobil listrik.

Pascakoleksinya menumpuk, Bayu pun berani mengambil langkah untuk mengembangkannya jadi bisnis. Hal itu pun dibarengi dengan pengetahuan tentang penguasaan jejaring produksi produk dan segmen pasarnya.

Sebab sebelumnya, dia sempat menekuni usaha kaos bola. Karena jenis bajunya tak pernah upgrade, dia merasa pangsa pasar kurang menjanjikan. “Lain halnya diecast ini. Saben bulan, merek-merek tertentu mengeluarkan produk baru. Nah saya menangkap peluang pasar itu,” bebernya.

Bayu menjabarkan, diecast tidak hanya terpaku pada jenis mobil. Karena ada juga yang berbentuk kapal, hingga pesawat. Skala ukurannya juga beragam. Mulai dari ukuran skala 1:64, 1:50, 1:32, dan 1:18. Paling tinggi standarisasi ukuran 1:32. Dengan brand paling kuat di pasaran adalah Hot Wheels, dan Mini GT. Mobil cilik ini, kata dia merupakan produk miniatur mobil sungguhan. Produser diecast umumnya membagi royalti penjulan ketika hendak meniru produk aslinya.

Diecast untuk jenis mobil, kata Bayu, secara wujud ada yang real car dan fantasy car atau mobil khayalan. Kecenderungan fantasy car, mobil terlihat nyeleneh. “Seperti mobil dikendarai helm, dikendarai bebek, dan lain-lain yang bentuknya nggak masuk akal,” ujarnya.

Bentuk-bentuk seperti ini, umumnya disukai anak-anak. Lalu dari sisi kelasnya, diecast dibagi tiga. Untuk pemula, menengah, dan premium. Untuk pemula, kecenderungan bahan plastik atau karet lebih banyak. Lalu menengah, ukurannya sedang tapi unsur logamnya mendominasi. Nah kalau kelas premium, 100 persen dari logam.

Harganya juga beragam. Untuk pemula berkisar di harga Rp 20 ribu. Menegah, di atas Rp 50 ribu hingga ratusan ribu, dan kelas premium dibanderol di atas Rp 100 ribu hingga jutaan. “Kemarin kelas premium ada yang beli Rp 3 juta,” kata dia.

Demikian bagi Utti. Setelah menikah dengan Bayu, dia ikut kecanduan mengoleksi diecast mobil-mobilan. Berbeda dengan suaminya, Utti lebih menyukai fantasy car. “Lalu juga keluaran Hot Wheels yang warna-warni. Saya mengoleksi 100 biji, disimpan di lemari tersendiri,” kata ibu tiga anak ini.

Berjualan di kawasan strategis, menjadi keuntungan tersendiri bagi keduanya. Karena tak jarang pengunjung wisata menjadi pembeli. “Ini bisa jadi oleh-oleh yang berbeda,” sahut Bayu. (mel/eno)

Jogja Raya