RADAR JOGJA – Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah menyatakan bertanggung jawab atas robohnya atap bangunan SD Muhammadiyah Bogor, Playen, Gunungkidul, Selasa (8/11). Melalui Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen), Muhammadiyah juga akan mengecek ulang seluruh bangunan sekolah.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyebut, tragedi robohnya atap bangunan SD Muhammadiyah Bogor, Playen, Gunungkidul, hingga menimbulkan satu siswa meninggal sudah ditangani secara saksama oleh Majelis Dikdasmen Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIJ. “Insyallah Muhammadiyah, apalagi ada hal seperti itu (korban meninggal), sepenuhnya bertanggung jawab,” tegasnya di Sleman, kemarin (10/11).

Antisipasi kejadian yang sama berulang, Haedar meminta agar seluruh bangunan sekolah Muhammadiyah dicek ulang secara seksama. Agar kejadian serupa tidak terjadi lagi. Muhammadiyah bertanggungjawab dan melakukan evaluasi. Pengecekan dilakukan hingga tingkat bawah.

“Kami instruksikan untuk segera, dengan seksama untuk mengecek berbagai dengan bangunan, yang kadang bangunan itu dari luarnya tidak kelihatan ya tapi di dalamnya roboh,” katan Dosen Fisipol UMY itu.

Sebelumnya, Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul Winarno mengatakan gedung sekolah dibangun oleh pihak komite sekolah. Kerangka bangunan yang tidak kuat diduga menjadi penyebab utama.

Dia menyayangkan, untuk bangunan baja ringan seharusnya gentingnya jangan yang berat supaya bisa menghindari hal yang tidak diinginkan. “Usianya, menurut informasi baru dua tahun. Dibangun oleh komite sekolah karena swasta. Jadi bukan dari dinas pendidikan dan pemkab,” jelasnya.

Atas kejadian ini, Bupati Gunungkidul Sunaryanta menegaskan agar seluruh gedung sekolah di Gunungkidul dilakukan pengecekan secara menyeluruh. Agar kejadian serupa tidak terjadi lagi di wilayahnya. “Jangan hanya karena harga bahan murah, kualitas bangunan terabaikan,” kata mantan tentara dengan pangkat terakhir mayor itu. (lan/gun/pra)

Jogja Raya