RADAR JOGJA – Karya seni rupa gambar sebagai ekspresi ide telah dilakukan nenek moyang bangsa Indonesia. Patrinya terpahat sebagai relief candi. Sebagian seniman percaya, itu adalah karya komik tertua di muka bumi. Terselenggaranya Yogyakarta Komik Weeks 2022, jadi salah satu upaya meningkatkan eksistensi seniman komik di Jogja dan Indonesia.
SITI FATIMAH, Jogja, Radar Jogja
Yogyakarta Komik Weeks 2022 bertujuan untuk memacu semangat dan kreativitas anak muda. Agar percaya diri dan peka terhadap lingkungan. “Sekaligus meningkatkan minat baca dan budaya literasi anak muda. Untuk menunjukkan eksistensi komik dan banyak seniman komik di Jogja,” ujar Program Manajer Yogyakarta Komik Weeks Depatya Wikantri Assari kepada Radar Jogja kemarin (1/11).
Yogyakarta Komik Weeks 2022 pun diharapkan dapat jadi ruang ekspresi bagi pemuda. Dalam menyampaikan gagasan terkait responnya dengan bahasa tutur gambar yang mudah dipahami dan efektif. Bentuk ekspresi yang sebetulnya juga sudah dilakukan oleh nenek moyang berabad-abad silam. “Karena kekuatan budaya suatu bangsa ada di pundak generasi mudanya,” lontar Depatya.
Kepekaan pemuda dalam mengekspresikan budaya, disebut Depatya, justru menjadikannya khas dan unik. Seniman komik Nusantara bahkan memiliki ciri khusus. “Karakter khusus khas Jogja, kebanyakan yang aku lihat lebih ke superhero. Beda dengan Jepang yang cenderung mengangkat kehidupan sehari-hari,” sebutnya.
Ia menjabar lebih luas, salah satu tokoh superhero yang terkemuka di Indonesia adalah Gundala. Bahkan karakternya diangkat oleh sutradara kondang Joko Anwar untuk mengawali universe perfilmannya dalam tajuk Jagat Sinema Bumi Langit. “Itu awalnya dari komik,” ungkapnya.
Lebih jauh, tokoh Gundala lahir akibat terinspirasi dari tokoh Kerajaan Mataram Islam, Ki Ageng Sela. Sinambung antara komik dan budaya ini, diharap Depatya dapat terjaga akarnya. Sehingga melahirkan seniman-seniman komik muda yang juga turut nguri-uri budaya. “Karena akarnya memang seperti itu,” tambahnya.
Yogyakarta Komik Weeks 2022 mewadahi 30 komik karya pelajar SMA di DIJ. Mereka adalah peserta workshop dan lomba Kukuruyug. Selain itu, pameran juga mengundang seniman komik legendaris di Indonesia. Seperti Kurnia Harta Winata, Adhitama Yoga, Bambang “Toko” Witjaksono, Erwan Hersisusanto “Iwank”, dan sebagainya. Pameran berlangsung di Jogja National Museum (JNM) sejak 27 Oktober sampai 5 November 2022.
Salah seorang pengunjung Yogyakarta Komik Weeks 2022 Yusuf Subarkah mengaku takjub. Pemikirannya tentang komik konvensional tergantikan dengan kebaruan yang tersuguh dalam pameran. “Sebagai media edukasi, komik memang bukan hanya bisa dinikmati orang dewasa. Tapi anak-anak juga. Aku lihat senang pas datang,” katanya. (laz)