RADAR JOGJA – Sekretaris Umum Asosiasi Provinsi PSSI DIJ Armando turut buka suara atas kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang. Menurutnya, kejadian ini sepatutnya menjadi bahan evaluasi bagi semua pihak. Terutama pada penegakan regulasi sepak bola yang kerap kali diabaikan.
Evaluasi tak hanya ditujukan bagi PSSI, tetapi juga PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai penanggung jawab atas terselenggaranya Kompetisi Liga 1 dan Liga 2. Adapula panitia pelaksana, petugas keamanan, bahkan penonton yang juga sepatutnya dievaluasi.
“Saya melihat selama berjalannya pertandingan tidak ada persoalan, tapi setelah pertandingan selesai mengapa penonton bisa masuk ke lapangan? Tentunya ini menjadi syarat stadion yang harus sesuai dengan SOP. Tidak boleh penonton masuk ke lapangan,” jelasnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (2/10).
Pada kejadian kericuhan di Stadion Kanjuruhan, pihak kepolisan sempat mengeluarkan gas air mata untuk mengurai kerumunan. Padahal, Armando memastikan keputusan ini menyalahi aturan FIFA. Penggunaan senjata api dan gas air mata dilarang digunakan dalam keadaan apapun.
“Tidak boleh menggunakan gas air mata. Itu aturan FIFA yang wajib dipatuhi,” tegasnya.
Keberadaan Steward atau pengawas penonton juga menjadi sorotan. Berdasarkan regulasi tertulis, steward bertugas untuk mengawasi penonton. Namun yang kerap terjadi di Indonesia adalah steward justru menghadap ke lapangan dan turut serta menonton pertandingan.
“Kami tidak ingin menyalahkan, tapi setidaknya dalam regulasi itu harus dipatuhi semua,” ujarnya.
Selain itu, fasilitas lainnya seperti pemadam kebakaran, ambulance, maupun pintu darurat di dalam stadion juga masih banyak yang belum memadai. Bahkan salah satu stadion di wilayah DIJ yaitu Stadion Mandala Krida masih belum tersedia jalur darurat.
“Ketika emergency mereka tidak mengantisipasi. Harus ada lorong khusus. Untuk penyandang disabilitas di stadion itu juga harus ada. Kami hanya mengedukasi semua pihak. Kalau aturan itu diberlakukan, semua aman,” katanya.
Terkait sanksi, dia mengaku belum ada keterangan resmi dari FIFA maupun PSSI pusat yang dia dapatkan. Selama satu hingga dua hari ke depan pihaknya akan menunggu instruksi dari PSSI pusat.
“Apapun hasilnya, kita akan terima, misalnya sanksi FIFA untuk PSSI. Kalaupun tidak, ini akan menjadi pembelajaran untuk semuanya. Penonton juga harus diedukasi. Kalah atau menang itu merupakan bagian dari proses,” ujarnya. (isa/dwi)