
Workshop pengembangan ASN bidang ekonomi kreatif kemarin (8/9) di Hotel Gallery Prawirotaman Yogyakarta.(WULAN YANUARWATI/RADAR JOGJA)
RADAR JOGJA – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI menggandeng Dinas Pariwisata DIY menggelar workshop bertajuk Pengembangan Aparatur Sipil Negara (ASN) Bidang Ekonomi Kreatif. Kegiatan tersebut bertujuan mensinergikan pengembangan ekraf antara pelaku ekonomi kreatif dengan pembuat kebijakan. Pelatihan bagi ASN bidang ekraf baru tahun ini dilaksanakan.
“Harapan kami dengan kegiatan ini dapat menjadi titik baik pengembangan sektor ekraf di DIY,” ujar Kepala Dinas (Dispar) Pariwisata DIY Singgih Raharjo saat membuka acara yang dipusatkan di Hotel Gallery Prawirotaman, Yogyakarta, kemarin (8/9).
Setelah mengikuti workshop tersebut, peserta diharapkan dapat merumuskan program dan kegiatan yang dibutuhkan masyarakat. Dalam kesempatan itu, Singgih sempat menyindir ASN yang dinilai terlalu percaya diri alias pede.
“Kadang terlalu percaya diri membuat program kegiatan. Kayane (kayaknya, Red) dibutuhkan masyarakat ternyata luput (tidak tepat, Red),” jelasnya. Dia juga menyoroti kondisi di lapangan yang terkadang tidak sinkron dengan yang dipikirkan ASN.
Misalnya saja sektor ekraf sudah berkembang demikian pesat. Namun program dan kegiatan yang dibuat ASN masih monoton. “Itu-itu saja. Alhasil sektor ekraf stagnan dan tidak bisa berkembang pesat,” sesal Singgih.
“Ekraf sudah berjalan jauh, sementara pola pikir ASN kadang-kadang masih berhenti di satu titik. Lha ini yang perlu di-matching-kan,” pinta birokrat yang tinggal di Celeban, Umbulharjo, Yogyakarta ini.
Menyadari itu, Singgih menyambut baik kegiatan yang diinisiasi Kemenparekraf RI. Diskusi maupun pelatihan bagi ASN sangat dibutuhkan. Selama ikut workshop, ASN dari kabupaten dan kota se-DIY mendapatkan sejumlah materi. Pelatihan dibagi dalam tiga sesi yang berlangsung sehari penuh.
Sesi pertama, meliputi program kebijakan ekonomi kreatif nasional. Masalah dan potensi pengembangan ekonomi kreatif lokal. Lalu sinergi pengembangan ekosistem ekonomi kreatif daerah, rantai nilai dan rantai pasok sub sektor unggulan ekonomi kreatif.
Kepala Bidang Layanan Kewirausahaan Dinas Koperasi dan UKM DIY Wisnu Hermawan menjadi narasumber. Dia mengupas berbagai hal menyangkut ekraf yang ditangani institusinya.
Sedangkan sesi kedua materi soal ihwal nilai tambah ekonomi kreatif. Adapun sesi ketiga dilakukan diskusi perencanaan penganggaran dan program pengembangan sistem ekraf di DIY.
Direktur Kuliner, Kriya, Desain, dan Fashion Kemenparekraf RI Yuke Sri Rahayu mengatakan, workshop bertujuan memberikan pemahaman bagi para ASN. Fokusnya pada ekonomi kreatif, peluang dan tantangan serta kebijakan ekonomi kreatif.
“Kami memberikan kesempatan para ASN di seluruh Indonesia. Tahun ini di 17 provinsi untuk memberikan pemahaman. Semoga ASN di daerah bisa memiliki pengetahuan komprehensif,” ajak Yuke.
Sejauh ini ada 17 sub sektor ekraf yang bisa dikembangkan. Setiap daerah memiliki karakteristik. Setelah workshop diharapkan potensi itu dapat digali lebih dalam. “Setiap daerah yang menonjol berbeda sehingga treatment berbeda. Di sini kita memberikan wawasan dan pengetahuan untuk pelaku ekonomi kreatif di daerah masing-masing,” jelasnya.
Adapun 17 sub sektor ekraf yang telah ditetapkan meliputi pengembang permainan, arsitektur, desain interior, musik, seni rupa, desain produk, fesyen, kuliner, film animasi dan video, fotografi, desain komunikasi visual, televisi dan radio, kriya, periklanan, seni pertunjukan, penerbitan, dan aplikasi. (lan/kus)