RADAR JOGJA – Kasus Covid-19 memuncak signifikan di wilayah DIJ per Rabu (27/7). Selang sehari kasus terkonfirmasi positif bertambah 121 kasus, dari sebelumnya 87 kasus pada Selasa (26/7). Distribusi terbanyak dari klaster sekolah swasta di wilayah Kabupaten Sleman. Wacana sekolah daring kembali disiapkan.

Sekretaris Provinsi DIJ Kadarmanta Baksara Aji mengatakan, adanya kenaikan kasus ini dimungkinkan akan dilakukan evaluasi pada pembelajaran tatap muka. Termasuk kemungkinan pembelajaran via daring kembali. Mengingat penyumbang kasus salah satunya datang dari penularan di sekolah. Salah satu evaluasinya adalah memetakan kemungkinan penerapan prokes yang ketat. “Cek lagi satgas Covid-19-nya masih jalan tidak, kalau anak-anak disiplin prokes tentunya tidak tertular, jangan abai,” ujarnya di Kepatihan Jogja, Rabu (27/7).

Selain itu, upaya lain yaitu sudah ada edaran dari pusat untuk tidak boleh bepergian ke luar negeri terlebih dulu. Hal ini agar tidak meningkatkan kasus Covid-19 di Indonesia termasuk di Jogja. Kedua, juga mengamankan titik-titik orang yang datang dari luar negeri seperti pintu di Bandara. “Walaupun bandara tidak banyak penerbangan tetapi banyak dari Jakarta pulang ke Jogja yang sebelumnya dari luar negeri. Juga kita antisipasi kepulangan jamaah haji,” jelasnya.

Mantan Kepala Disdikpora DIJ itu menyebut, untuk menyambut para jamaah haji akan dilakukan tes skrining terlebih dulu sebelum mereka kembali ke rumah masing-masing. Hal ini untuk mencegah penularan virus korona masif masuk di DIJ. “Kalau memang dia positif dia karantina dulu entah di tempat kedatangan atau di kota dia tinggal,” terangnya.

Kepala Bagian Humas Biro Umum Humas dan Protokol Setprov DIJ Ditya Nanaryo Aji mengatakan, pertambahan kasus terkonfirmasi Covid-19 DIJ sebanyak 121 kasus, dengan positivity rate 4,19 persen Ditya menjelaskan dari 57 kasus distribusi dari Sleman tersebut, di antara 30 kasus berasal dari sekolah. Pun sekolah tersebut telah dinyatakan sebagai klaster. Sampai dengan saat ini total jumlah kasus di salah satu SMA swasta yang menjadi klaster tersebut berjumlah 120 kasus. “Ada klaster sekolah, di salah satu SMA swasta di Sleman. Sementara ini (masih) yang di Demangan Baru,” ujarnya. (wia/pra)

Jogja Raya