RADAR JOGJA – Proyek pembangunan jalan tol ruas Jogja-YIA (Yogyakarta International Airport) bakal melintas di enam kapanewon di Kabupaten Kulonprogo.  Yakni Sentolo, Nanggulan, Pengasih, Wates, Temon, dan Kokap.”Di enam kapanewon itu meliputi 16 kalurahan dan 1 kelurahan,” ucap Pj Bupati Kulonprogo Tri Saktiyana usai audiensi rencana pembangunan jalan tol Jogja-YIA di Kompleks Pemkab Kulonprogo, kemarin (14/7).

Dijelaskan, secara rinci meliputi Kalurahan Banguncipto dan Kaliagung di Kapanewon Sentolo, Kalurahan Donomulyo (Kapanewon Nanggulan), Kalurahan Pengasih, Sendangsari dan Karangsari (Kapanewon Pengasih), Kelurahan Wates (Kapanewon Wates), Kalurahan Hargorejo dan Hargomulyo (Kapanewon Kokap). “Selebihnya Kapanewon Temon yang paling banyak, meliputi Kalurahan Kulur, Kaligintung, Temon Wetan, Temon Kulon, Karangwuluh, Sindutan, Kebonrejo dan Janten,” jelasnya.

Ditegaskan, masukan-masukan sudah disampaikan PT Jogja Solo Marga Makmur (JMM) selaku pelaksana proyek. Khususnya terkait keselamatan dan keamanan masyarakat yang tinggal di sekitar jalan tersebut. “Kami tentu lebih fokus ke keamanan masyarakat sekitar. Karena kendaraan di jalan tol itu kecepatan tinggi. Pagar pengaman dan perlengkapan lainnya harus disiapkan. Termasuk jalan penghubung untuk memudahkan mobilitas masyarakat setempat sehingga hubungan sosial masyarakat tidak terputus,” tegasnya.

Menurutnya, jalan penghubung itu penting, entah akan dibuatkan di atas jalan tol atau di bawah jalan tol. Tidak perlu terlalu lebar cukup bisa untuk penghubung antara masyarakat yang ada di sisi jalan tol sebelah kanan dan kiri, utara, selatan, barat atau timur. “Bisa dilalui mobil atau tidak yang penting fungsi sosialnya jalan. Tidak kemudian benar-benar putus gara-gara tol,” ujarnya.

Direktur Teknik PT JMM Pristi Wahyono mengungkapkan, Izin Penetapan Lokasi (IPL)  di 17 kalurahan dan kelurahan di Kulonprogo yang terdampak pembangunan jalan tol masih berproses hingga sekarang. “Mudah-mudahan IPL yang dikeluarkan gubernur segera turun dan dilanjutkan dengan proses desain jalan tol. Kemudian dilanjutkan sosialisasi kepada masyarakat untuk pengadaan atau pembebasan lahan yang terdampak,” ungkapnya.

Diterangkan, semua proses berjalan secara simultan dan parallel. Artinya desain jalan tol  juga sudah bisa dibuat sambil menunggu IPL keluar. Trase juga sudah final, jadi tinggal memproses desain sama pembebasan tanah. Setelah sosialisasi kemudian konsultasi publik akan dilanjutkan proses appraisal, pembebasan, pembayaran ganti rugi dan selanjutnya pengerjaan.

Jika tidak ada kendala, proses pembebasan lahan direncanakan akhir 2022 – 2023 mendatang. Harapannya pemerintah bisa ikut membantu memudahkan proses pembebasan lahan tersebut, sehingga proyek dapat berjalan lancar. “Namun untuk pengadaan tanah ini kan menjadi tanggung jawab pemerintah (Dirjen Bina Marga,Red). Mudah-mudahan pembebasan tanah lancar, sebab ini proyek PSN,” ucapnya.

Ditambahkan, untuk target operasional jalan tol ruas Jogja-YIA direncanakan sekitar akhir 2025 atau awal tahun 2026. Jalan tol Jogja-YIA dengan panjang sekitar 38,5 kilometer ini rencananya akan menggunakan sistem at grade, terdapat tiga exit tol di wilayah Kapanewon Sentolo, Kapanewon Pengasih, dan Kapanewon Temon (sekitar YIA, Red). Kehadiran jalan tol ini untuk memudahkan konektivitas dan kelancaran arus lalu lintas dari dan ke Kota Jogja – YIA. (tom/din)

Jogja Raya