RADAR JOGJA – Menjelang hari raya Idul Adha harga kambing di Kota Jogja mengalami kenaikan harga. Salah satu pedagang kambing di Jalan Srikaloka, Patangpuluhan, Wirobrajan, Kota Jogja, Indra mengaku kenaikan harga disebabkan oleh naiknya harga pakan dan tingginya permintaan. Ditambah wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Adanya PMK menyebabkan peralihan hewan kurban dari sapi ke kambing. Alhasil permintaan masyarakat tinggi. Imbasnya adalah kenaikan harga hewan kurban.

“Kalau untuk harga sebenarnya variasi. Harga dulu tentu saja beda dengan harga yang sekarang. Dulu kalau harga Rp 2,5 juta sudah dapat lumayan (besar) sekarang ya dapat ukuran kecil,” jelasnya saat ditemui di Jalan Srikaloka, Patangpuluhan, Wirobrajan, Kota Jogja, Selasa (5/7).

Kambing-kambing yang dijual Indra dibanderol dengan harga yang bervariasi. Mulai dari Rp. 2 juta hingga Rp. 6 juta. Namun, dia mengatakan kambing yang kerap dicari oleh pembeli yakni kambing dengan kisaran harga Rp 2,5 juta hingga Rp 3,5 juta.

Indra mengaku telah membuka lapak kambingnya sejak dua minggu lalu. Kambing-kambing dagangannya ini dia ternakkan sendiri di wilayah Wiyoro, Banguntapan, Bantul. Dari sebanyak 16 kambing yang disiapkan, telah laku 6 ekor kambing.

“Sempat khawatir ada wabah PMK ini. Antisipasinya ya tidak mendatangkan kambing dari luar daerah untuk sementara waktu, dan selalu menjaga kebersihan hewan dan kandang. Kualitas pakan juga selalu diperhatikan,” katanya.

Pemantauan kambing juga beberapa kali dilakukan oleh berbagai pihak. Mulai dari kelurahan, babinkamtibmas maupun puskeswan setempat.

Indra juga rajin memeriksakan kesehatan kambingnya ke puskeswan. Ini untuk menjamin kualitas hewan kurban. Sehingga pembeli tidak was-was saat membeli hewan kurban dari lapaknya.

“Biaya periksa Rp. 5 ribu perekor. Kita juga paling tidak punya antisipasi, persiapan. Misalnya pun kalau ada penyakit-penyakit biasa kita harus tau pertolongan pertama. Tapi selama kandang bersih, hewan juga bersih, pakan terjaga, insya Allah aman,” ujarnya. (isa/dwi)

Jogja Raya