
MENUNGGU : Pedagang Teras Malioboro 2 tengah menunggu pembeli di lapaknya masing-masing, Kamis (23/6). (DWI AGUS/RADAR JOGJA)
RADAR JOGJA – Sejumlah pedagang Teras Malioboro 2 mendatangi Kepatihan Pemprov DIJ. Tujuannya untuk ngudo roso atas menurunnya omzet penjualan sehari-hari. Selain itu juga atas tidak maksimalnya fasilitas penunjang.
Salah seorang pedagang Blok E Teras Malioboro 2 Supriyati menuturkan penyebab menurunnya omzet adalah penataan yang salah. Tepatnya alur pengunjung sejak dari pintu masuk. Seluruhnya terfokus di blok sisi barat dan tengah.
“Flownya itu enggak pas, jadi pedagang yang dipinggir sama belakang (timur) sepi. Jadi setelah pengunjung jalan sampai tengah langsung kembali ke depan (barat). Sisi pinggir mepet tembok dan timur itu sepi,” jelasnya ditemui di Kompleks Kepatihan Pemprov DIJ, Kamis (23/6).
Kondisi ini tak hanya terjadi saat hari normal. Pada masa akhir pekan atau liburan juga mengalami hal serupa. Pengunjung lebih fokus untuk berkunjung di sisi barat hingga tengah.
Dia membandingkan pemasukan saat berjualan di pedestrian Malioboro. Saat itu dia bisa meraup penghasilan kotor Rp. 1 juta perharinya. Sementara saat ini Rp. 400 ribu dengan ekstra jam kerja.
“Itu Rp. 400 ribu dari jam tujuh pagi sampai jam tiga malam baru tutup. Weekend paling maksimal Rp. 1,8 juta kotor. Itupun sampai jam empat sampai jam 5 pagi,” katanya.
Dengan adanya permasalahan ini para pedagang berharap mengevaluasi arus pengunjung. Sehingga semua lapak pedagang rata dikunjungi. Sehingga tidak hanya terfokus di sisi barat dan tengah.
Supriyati juga berharap pintu sisi timur segera dibuka. Setidaknya ini dapat menjadi pintu masuk yang pengunjung dari arah jalan Mataram. Sehingga pengunjung bisa merata untuk sisi timur dan barat.
“Tadi dijanjikan pintu sebelah timur akan segara dibuka. Kan ini ditutup sehingga pengunjung masuk lewat barat semua,” ujarnya.
Permasalahan lain adalah belum stabilnya arus listrik. Alhasil kelistrikan di Teras Malioboro 2 kerap mati. Tak tanggung-tanggung, durasi mati listrik antara 3 jam hingga setengah hari. Kondisi ini akan berdampak saat malam hari.
Saat hujan, lapak juga kerap tergenang air. Beberapa atap juga masih bocor sehingga air hujan membahasi lapak pedagang. Tentunya ini berdampak kenyamanan pedagang dalam berjualan.
“Kalau listrik setelah dicek memang instalasinya tidak bagus. Hari ini akan diperbaiki. Kalau terdampak sepi ya bisa 80 persen dari jumlah 1.046 pedagang,” katanya.
Sekprov Pemprov DIJ Kadarmanta Baskara Aji memastikan akan ada komunikasi ke Pemerintah Kota Jogja. Ini karena penanggungjawab Teras Malioboro 2 adalah Dinas Kebudayaan Kota Jogja. Sementara pihaknya bertanggungjawab atas Teras Malioboro 1.
Seluruh keluhan akan diteruskan ke instansi terkait. Untuk kemudian ditindaklanjuti dengan pembenahan sarana dan prasarana. Baik untuk arus pengunjung, kelistrikan dan keluhan lainnya.
“Jadi hari ini kami menerima Pansus Pengawasan PKL dari DPRD Kota Jogja. Ini audiensi dan banyak masukan bagus dari pedagang. Nanti kami koordinasikan ke Dinas Kebudayaan Kota selaku penanggungjawab,” ujarnya.
Aji memastikan kunjungan para pedagang Teras Malioboro 2 tidak salah tempat. Pihaknya sebagai pemegang kebijakan juga tetap terbuka. Terlebih tujuannya untuk kebaikan bersama.
“Ini audiensi, sifatnya bukan memangil saya diundang ke Dewan (DPRD). Audiensi untuk dapatkan penjelasan terhadap tuntutan tapi ini juga banyak masukan. Malah bagus tidak masalah,” katanya. (Dwi)