RADAR JOGJA – Palang Merah Indonesia (PMI) DIJ pastikan stok darah saat ini dalam kondisi aman. Berbanding terbalik saat medio pandemi Covid-19. Kala itu jumlah pendonor darah terpantau turun drastis di semua kabupaten dan kota.
Ketua PMI DIJ GBPH Prabukusumo menjelaskan pihaknya terus bekerjasama dengan para Bupati dan Wali Kota dalam pemenuhan stok darah. Dia meminta agar para pegawai OPD dapat mendonorkan darahnya. Hal ini mengingat urgensinya darah dan kebutuhannya yang tak terbatas.
“Saya berbicara saat masa pandemi, pendonor darah drop sekali. Kami kemudian memberanikan diri menyurati bupati dan wali kota, meminta para pegawai OPD untuk mendonorkan darahnya. Kami butuh sekali, permintaan tidak bisa dikurangi dan kebutuhan darah di tengah-tengah masyarakat tidak bisa dibatasi,” jelasnya saat ditemui di kediamannya di Alun-Alun Selatan, Rabu (25/5).
Dia menambahkan, saat ini stok darah di masing-masing kabupaten dan kota dipastikan aman. Hal ini mengingat makin tingginya kesadaran masyarakat untuk mendonorkan darah. Atas dasar pentingnya darah bagi sesama yang membutuhkan.
PMI DIJ, lanjutnya, selalu bekerjasama dengan berbagai pihak termasuk rumah sakit. Total sebanyak 29 rumah sakit rujukan, 5 RSUD dan 4 rumah sakit Yayasan Panti Rapih telah bermitra dengan PMI DIJ. Adapula pramuka dan Banser karena dinilai penting dalam menyalurkan bantuan kepada masyarakat.
“Masyarakat yang membutuhkan darah bisa cek google, ketik stok darah PMI DIJ kemudian akan keluar hasilnya. Data diupdate pagi sore. Dari situ, di kolom bawah ada nomor telpon. Apabila rumah sakit membutuhkan juga tinggal order ke PMI di masing-masing kabupaten kota,” katanya.
Sementara itu Humas PMI DIJ Yani menjelaskan stok darah perbulan bervariasi. Setiap Kabupaten dan Kota di wilayah Jogjakarta memiliki data yang bervariasi. Meski demikian, hingga saat ini seluruh permintaan kebutuhan darah masih mampu tercukupi.
“Kota Jogja stok perbulannya sekitar 3.000-an kantong darah. Kemudian Bantul sekitar 800 sampai 1.000 kantong perbulan. Sleman sekitar 1.000 hingga 1.500 kantong darah. Sementara untuk Gunung Kidul dan Kulon Progo jumlahnya hampir sama, 450 sampai 500 kantong darah per bulan,” ujarnya. (isa/dwi)