RADAR JOGJA – Masa jabatan Heroe Poerwadi (HP) sebagai Wakil Wali Kota Jogja, akan habis Minggu esok lusa. Tepat pada 22 Mei 2022. Tapi, tekadnya tak henti, untuk ingin tetap terus melayani.

SITI FATIMAH, Jogja, Radar Jogja

“Saya senang, mengakhiri masa jabatan saat pandemi Covid-19 turun,” ujar HP dalam sebuah acara yang digelarnya kemarin (19/5). Pikiran HP belum beranjak. Benaknya masih berkutat pada masyarakat. Memperhitungkan langkah yang dimungkinkannya tepat bagi warga. Segegas mungkin, saat pandemi mulai mereda.

Mengenang pandemi Covid-19 yang menyerang Kota Jogja lebih dari dua tahun belakangan. Mengingatkan HP pada puncak paparan. Pernah, pemkot harus merawat sebanyak 3.600 warga pada Juli 2021. Kini, jumlah kasus aktif di Kota Gudeg menyisa enam orang saja. Setelah merawat setidaknya 33.878 warga yang terkonfirmasi. “Saat ini, paling di depan mata adalah membangun kebangkitan ekonomi sosial,” lontarnya.

Ketaatan warga Kota Jogja terhadap protokol kesehatan (prokes), dipercaya oleh HP, dapat menjadi modal utama. Dalam upaya Pemkot Jogja menggenjot kebangkitan ekonomi. Pemkot pun telah memfasilitasi 257 persen warganya untuk menerima vaksin. Sebanyak 87 persen warga pun sudah mendapat booster. “Itu bisa menjadi energi yang mempercepat pemulihan ekonomi,” serunya.

Beberapa permasalahan di Kota Jogja juga mendapat perhatiannya. Misalnya soal kepadatan lalu lintas. Mulai dari langkah yang dicobanya, untuk melakukan penguraian dengan terobosan TransWisata. Sampai kendaraan listrik yang berseliweran tidak semestinya. “Saya masih ingin melayani. Legacy ini penting, kalau masyarakat menikmati dan ingin merasakan terus-menerus,” tuturnya.

Ya, HP mulai bersiap melangkah untuk maju dalam pilkada Kota Jogja 2024 mendatang. Untuk itu, dia memohon restu dan kesehatan. “Sehingga pada saatnya nanti, kami ikut ke sana. Pada event 2024,” sebutnya.

Sebelum waktu pelaksanaan itu, HP ingin kembali mendedikasikan diri sebagai pelayan dunia pendidikan. Ia ingin kembali mengajar. “Saya akan tetap ke kampus, balik mengajar. Termasuk ada beberapa kampus yang menawarkan untuk menjadi dosen tidak tetap dan luar biasa untuk beberapa mata kuliah,” beber alumni Fisipol UGM ini.

Menjadi seorang pengajar, jadi kebanggaan tersendiri bagi HP. Sebab ilmu yang dialirkannya dalam pengajaran, akan digunakan sepanjang umur oleh anak didikannya. “Salah satu yang membuat semangat mengajar itu, ilmu adalah amal jariah,” tegasnya.

HP juga tengah menimbang-nimbang, terkait kesempatannya untuk menerbitkan buku. Menurutnya, itu butuh rumusan matang. “Apakah nanti saya sempat menulis buku tentang kebijakan publik. Saya tidak yakin, kalau melihat itu. Ada banyak yang saya kerjakan,” ucapnya.

Kegiatan lain yang tengah ditekuni HP adalah menjadi ketua dalam berbagai organisasi kemasyarakatan. Terhitung dari Palang Merah Indonesia (PMI), Kwarcab Pramuka Kota Jogja, RAPI, Ekonomi Syariah DIJ, Asosiasi Petani Sayur, dan sederet lainnya.

“Itu memerlukan waktu yang cukup untuk bersama-sama berkembang. Masih banyak kegiatan yang harus saya lakukan. Masih berkaitan dengan masyarakat Kota Jogja,” sebut mantan wartawan berbagai media ini.

Oleh sebab itu, HP mengaku akan tetap jalin komunikasi dengan Pemkot Jogja. Kendati masa jabatannya sudah habis. “Siap masih diganggu (diminta pendapatnya demi kemajuan Kota Jogja, Red),” tegasnya.

Sempat melempar kelakar, HP ingin mengajak awak media untuk bermain pingpong bersama. Kemudian berharap diajak untuk podcast. “Kalau ada kesempatan,” candanya. (laz)

Jogja Raya