RADAR JOGJA – Meski terjadi lonjakan signifikan kasus Covid-19, proses pembelajaran tatap muka (PTM) masih berlangsung 50 persen kapasitas. Tetapi jika muncul kasus positif, sekolah diminta menutup sementara. Pembelajaran luring pun otomatis ikut terhenti.
Wakil Wali Kota Jogja Heroe Poerwadi (HP) mengatakan, sejauh ini pelaksanaan PTM masih berjalan sesuai ketentuan umum. Jika sebelumnya PTM telah berlaku 100 persen, saat ini dengan menerapkan kapasitas 50 persen tiap kelas. Ini sudah diberlakukan sejak Rabu (2/2) di semua jenjang SD dan SMP. “Kalau PTM kita tetap menjalankan ketentuan umumnya,” katanya Minggu (13/2).
Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Jogja ini menjelaskan, kebijakan PTM 50 persen kapasitas dilakukan sebagai tindak lanjut atas meningkatnya kasus Covid-19 di Kota Jogja. Pelaksanaannya akan terus dievaluasi untuk menyesuaikan perkembangan kasus yang ada. “Begitu ada kasus positif di sekolah, kami minta segera ditutup dulu, itu kebijakan yang diambil,” ujarnya.
Menurutnya, sekolah tetap harus menjalankan aturan prokes dan SOP yang ada selama proses pembelajaran di tengah pandemi ini. Mulai kedatangan siswa di sekolah, saat pembelajaran di kelas hingga siswa pulang. Pelaksanaan PTM 50 persen ini belum dapat dipastikan dengan tenggat waktu tertentu. Sebab, harus menyesuaikan dan melihat perkembangan kasus yang ada.
Menurutnya, sebaran penularan sudah terjadi pergeseran dari semula didominasi pelaku perjalanan menjadi penularan keluarga. Biasanya akan ditemukan hasil positif saat dilakukan penelusuran terhadap kontak erat dalam keluarga.
Terpisah, anggota Komisi D DPRD Kota Jogja Muhammad Ali Fahmi mengatakan, solusi pembelajaran jarak jauh (PJJ) sejatinya lebih tepat diterapkan. Terlebih melihat kondisi saat ini yang terus mengalami pertambahan kasus Covid-19 signifikan setiap harinya di Kota Jogja dan DIJ.
Selain itu telah ditetapkannya PPKM level 3 se-DIJ, sehingga perlu adanya pembatasan. “Solusi PJJ itu lebih tepat untuk saat ini. Pemkot agar lebih mengutamakan keselamatan dan kesehatan siswa maupun warga Kota Jogja,” katanya. (wia/laz)