
SUDAH SIAP : Lokasi PKL Malioboro di bekas lahan Kantor Dinas Pariwisata DIJ sudah siap digunakan. (DWI AGUS/RADAR JOGJA)
RADAR JOGJA – Wakil Wali Kota Jogja Heroe Poerwadi memastikan lokasi PKL Malioboro yang baru telah siap. Walau begitu pihaknya masih akan melakukan pengecekan di kedua lokasi tersebut. Guna memastikan seluruh fasilitas berfungsi.
Inilah mengapa pihaknya belum bisa menjawab secara pasti tentang relokasi. Hanya saja jajarannya terus berkoordinasi dengan Pemprov DIJ. Sehingga saat peresmian, seluruh PKL tak menemui kendala untuk fasilitas penunjang.
“Belum bisa memastikan kapan karena saya masih cek juga shelter kondisinya seperti apa. Kalau sudah memenuhi syarat baru kami rancang relokasinya,” jelasnya ditemui usai meninjau booster vaksin Covid-19 di Museum Diponegoro, Rabu (19/1).
Relokasi PKL Malioboro menggunakan dua lokasi. Penempatan di selatan berada di bekas lahan Bioskop Indra. Sementara untuk sisi utara ditampung di bekas lahan Kantor Dinas Pariwisata DIJ.
Untuk skema penataan, Heroe juga belum bisa menjawab. Ini karena semuanya masih dirancang bersama. Sehingga penempatan para pedagang ideal dan tak menimbulkan konflik kedepannya.
“Intinya harus cek shelternya baru menata semuanya. Masih ada yang kurang apa enggak itu harus dilihat,” katanya.
Pihaknya juga akan membentuk tim khusus. Fungsinya untuk mengawasi proses relokasi para PKL Malioboro. Salah satunya untuk mengantisipasi masuknya pedagang yang terdaftar ikut dalam program relokasi.
“Tim khusus ini untuk memberikan penghormatan pada relokasi dan tidak ada yang curi kesempatan. Ketika yang lain relokasi malah menempati yang lama. Makanya kami memberikan jaminan dan kepastian yang relokasi,” katanya.
Terkait masih adanya pedagang yang keberatan, Heroe tak mempermasalahkan. Hanya saja dia meminta jangan membuat narasi-narasi yang tidak perlu. Seperti potensi tidak laku saat para pedagang pindah.
Menurutnya cara tersebut justru akan membebani para PKL. Ini karena stigma tidak laku justru muncul dari para pedagang. Padahal pemerintah telah menyiapkan berbagai rencana agar lokasi baru para PKL Malioboro senantiasa ramai.
“Sekarang tergantung mau dikampanyekan seperti apa, yang jelas tidak ada perubahan orang untuk membeli oleh-oleh di Malioboro. Masih tersedia bukan tidak ada. Malah ada kami muliakan para pedagang yang tadinya tidak resmi nanti menjadi resmi,” ujarnya. (dwi)