RADAR JOGJA – Vaksinasi dosis pertama usia 6-11 tahun di Kabupaten Sleman terus dikebut. Pemkab melalui dinas kesehatan menargetkan vaksinasi 100 persen selesai bulan ini. Selain untuk herd immunity, hal ini untuk mempersiapkan pembelajaran sekolah tatap muka (PTM) 100 persen.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Sleman Khamidah Yuliati mengungkapkan, vaksinasi anak usia 6-11 tahun dosis pertama telah mencapai 29,66 persen dari total target 95.950 anak. Total target anak itu berdasarkan data dari Komite Penanganan Covid-19 Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN).
Dijelaskan, 29,66 persen itu terhitung sejak kick off 18 Desember 2021. Oleh Bupati Kustini Sri Purnomo, kick off dimulai di SD Pangukan dan diikuti beberapa sekolah secara mandiri. “Kick off berlangsung hingga 6 Januari 2022 dan dilanjutkan vaksinasi massal di beberapa sekolah dan sentra-sentra vaksinasi,” ungkap Yuli saat dihubungi Radar Jogja Selasa (11/1).
Vaksinasi anak terus dikebut. Targetnya 100 persen selesai hingga 26 Januari ini. Sementara dosis ke dua ditargetkan selesai Februari akhir. Adapun upaya menggenjot vaksin itu, vaksinasi massal terus dikejar setiap harinya di lima titik. Sasaran vaksinasi rata-rata 1.000 dosis per hari di setiap sentra-sentra vaksin. Untuk sentra vaksin, dinkes telah berkoordinasi dengan puskesmas yang membawahi sekolah wilayah kerjanya. Setiap titik sentra vaksinasi disiapkan hingga 50-an petugas medis.
Vaksinasi dapat dilakukan di rumah sakit jika anak memiliki penyakit komorbid. Kendati begitu, harus berdasarkan rujukan dari fasilitas kesehatan di bawahnya. Misal Puskesmas. Namun mantan kepala Puskesmas Ngaglik ini menuturkan, hingga saat ini belum mendapatkan laporan tersebut.
Dia berpesan, usai menerima vaksin, anak-anak tidak boleh meninggalkan kebiasaan taat protokol kesehatan (prokes). Terutama PTM terbatas saat ini dan persiapan PTM 100 persen mendatang.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sleman Ery Widaryana mengatakan, persiapan PTM 100 persen masih menunggu evaluasi lonjakan Covid-19 pasca libur Natal dan tahun baru (Nataru). Paling tidak, evaluasi dilakukan pasca masa inkubasi Covid-19 selama 14 hari. Selain itu PTM terbatas juga dilakukan evaluasi untuk mempersiapkan PTM 100 persen. “Mudah mudahan tidak ada lonjakan kasus dan bisa segera melakukan tatap muka 100 psesen,” ungkapnya.
Untuk memastikan keamanan, Disdik secara intensif memantau pelaksanaan PTM terbatas. Dan dalam pemantauannya, tidak dijumpai kasus persebaran di sekolah. “Alhamdulillah semua lancar. Tidak ada kasus di sekolah,” ujarnya.
Dia telah meminta dukungan dari Tim Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Sleman maupun organisasi perangkat daerah terkait. Baik dinkes, bagian hukum, dinas pemberdayaan masyarakat kalurahan (PM), dinas perhubungan, Polres, Kodim dan lain-lain.
“Di kala PTM 100 persen dimulai, ada dukungan dari mereka. Kalau pergerakan siswa sudah 100 persen dan terjadi kerumunan di luar, sekolah bisa dibantu untuk diingatkan,” tambahnya.
Seandainya satu minggu ke depan aman dan tidak ada kasus di sekolah serta tidak ada tambahan kasus secara umum, maka PTM 100 persen akan di buka. Sebagaimana amanat surat keputusan bersama (SKB) empat menteri. “Teknis pembuatan jadwal sudah diserahkan ke masing-masing bidang untuk selanjutnya dilakukan di masing-masing sekolah,” ungkapnya. (mel/laz)