RADAR JOGJA – Tak hanya sebagai syarat perjalanan, pelaku pariwisata di DIJ mengusulkan vaksinasi sebagai syarat berwisata hingga check in hotel. Itu untuk mendorong masyarakat mengikuti vaksinasi dan mengurangi potensi penambahan kasus. Serta tak ada lagi pembatasan sosial.
Ketua BPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIJ Deddy Pranowo Eryono mengatakan, saat ini kalangan perhotelan di DIJ sudah menerapkan syarat untuk check in hotel. Paling tidak sudah satu kali vaksin. Hal itu untuk meminimalkan risiko tamu yang datang terkonfirmasi positif Covid-19. “Syarat tersebut berlaku bagi tamu dari luar DIJ maupun warga DIJ sendiri,” katanya, Rabu (28/7).
Deddy pun berharap syarat serupa diberlakukan untuk wisatawan yang akan berwisata ke obyek wisata di DIJ. Menurut dia, pihaknya juga terus menggandeng instansi-instansi lain untuk mengadakan vaksin massal bagi pelaku pariwisata bersama keluarganya. Hal ini bertujuan mempercepat pemulihan ekonomi dan kesehatan masyarakat. “Supaya tak ada penambahan kasus yang dampaknya nanti malah ada PPKM lagi, aktivitas berhenti lagi,” ujarnya.
Pemilik Hotel Ruba Grha itu juga mengusulkan agar hotel juga bisa jadi tempat dilakukannya vaksinasi. Proses vaksinasi itu ditujukan kepada para wisatawan yang ingin menginap di hotel-hotel yang ada di DIJ. Deddy mengungkapkan beberapa hotel sudah siap menjadi lokasi vaksinasi tersebut. “Sudah ada yang siap, mereka juga siap menyediakan nakes dan juga ada klinik,” ujar Deddy.
Menurut Deddy, ide itu bisa menarik jika diterapkan. Selain bisa membantu pemerintah dalam percepatan proses vaksinasi, jika terwujud itu juga bisa kembali sedikit menggerakkan bisnis di bidang pariwisata. “Intinya kesehatan dan ekonomi harus berjalan bersama-sama,” jelasnya.
Selain itu, Deddy juga meminta kepada Pemprov DIJ agar terus menyediakan lokasi-lokasi untuk masyarakat bisa divaksin. Misalnya di tempat-tempat kedatangan orang dari luar daerah seperti di terminal atau di stasiun.
Mantan Ketua BP2KY itu juga menyatakan pihaknya mendukung kebijakan pemerintah pada PPKM Level 4 saat ini. BPD PHRI DIJ juga akan terus melakukan pengawasan terhadap anggotanya. Jika ada yang melakukan pelanggaran ia juga siap mengeluarkan surat teguran dan yang lain.
Terpisah, General Manager éL Hotel Royale Malioboro Yudhi Ramadina menyatakan, saat ini pihaknya memang sudah menjalin komunikasi terkait kemungkinan hotel bisa jadi salah satu tempat vaksinasi. Namun, menurut Yudhi, sejauh ini perkembangannya masih dalam proses penjajakan. “Tapi untuk menjalani vaksinasi di hotel itu harus dijalin kerjasama dengan puskesmas, sejauh ini hotel-hotel di dij masih menjajaki kerja sama itu. Kalau karyawan kami sih sudah divaksin semua,” ujarnya.
Sementara itu, anggota Komisi D DPRD DIJ Ika Damayanti Fatma Negara juga mendukung wacana, penggunaan syarat vaksinasi untuk berwisata ke DIJ. Pemulihan ekonomi, kata dia, harus dimulai dari penurunan kasus, yang salah satunya dengan menggencarkan vaksinasi. “Agar obyek wisata DIJ kembali hidup, karena PDRB (pendapatan DIJ 60 persen didapat dari sektor pariwasata dan pendidikan,” ungkapnya.
Menurut dia, saat ini sektor pariwisata paling terdampak dengan pembatasan sosial yang diberlakukan. Ika mengingatkan, vaksinasi sebagai syarat berwisata juga untuk mendorong masyarakat mau divaksin. Dia mencontohkan, saat vaksinasi menjadi syarat perjalanan, banyak masyarakat yang mau divaksin. “Karena dengan vaksinasi juga mengurangi risiko penularan dan keparahan, termasuk penularan,” jelasnya.
Tapi, lanjut dia, pembukaan pariwisata juga harus dikontrol, dengan memastikan prokes ketat. Penggunaan syarat vaksinasi bagi wisatawan, kata dia, menjadi solusi efektif. Hanya dia juga mengingatkan supaya petugas di lapangan benar-benar memastikan persyaratan dipenuhi. “Termasuk memastikan prokes dan tidak terjadi kerumunan di obyek wisata,” kata dia.
Menurut politisi Partai Gerindra itu, dengan persyaratan prokes ketat dan dengan penambahan syarat kartu vaksin, diharapkan bisa mendorong masyarakat untuk mengikuti vaksinasi. Yang akhirnya DIJ segera mencapai herd immunitty. “Tentunya target vaksinasi agar dipercepat dan buat skema vaksinasi yang tidak menimbulkan kerumunan,” pesannya. (kur/pra)