RADAR JOGJA – Dalam beberapa hari terakhir muncul laporan ditemukannya varian virus korona varian baru, Varian Delta. Kementerian Kesehatan sudah menyatakan varian itu ditemukan di Kudus, Bangkalan, dan DKI Jakarta.
Ada kekhawatiran varian serupa muncul di DIJ. Apalagi dalam beberapa hari terakhir jumlah kasus positif Covid-19 di DIJ terus mengalami peningkatan secara signifikan. Virus varian yang berasal dari India itu memang dikenal lebih ganas.
Kendati demikian, Kepala Dinas Kesehatan DIJ Pembajun Setyaningastuti menyatakan, sampai saat ini pihaknya belum mendapatkan laporan adanya varian virus itu di DIJ. “Sampai hari ini belum ada, mudah-mudahan tidak ada,” katanya saat ditemui di GOR UNY, kemarin (17/6) siang.
Pembajun menjelaskan, Dinkes sudah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memeriksa sampel. Salah satunya dengan Universitas Gadjah Mada (UGM). Itu diperlukan untuk mengetahui adanya virus Varian Delta atau tidak. “Tapi melonjaknya kasus belakangan ini juga membuat kita harus berhati-hati,” tandasnya.
Di lokasi yang sama, Sekjen Kementerian Kesehatan Oscar Primadi menyatakan, pihaknya sudah melakukan beberapa hal untuk mempercepat pelacakan kasus varian baru virus korona.
Salah satunya dengan meningkatkan sistem pengawasan genomik atau yang disebut juga dengan Genomic Surveillance. “Kami akan melakukan percepatan-percepatan soal itu,” kata Oscar.
Selain itu, ia juga menyatakan Kemenkes juga sudah menyiapkan rumah sakit. Termasuk di dalamnya ada penambahan SDM untuk tenaga kesehatan. “Selain itu, program vaksinasi juga terus kita lakukan,” tandasnya.
Sementara itu, kasus positif Covid-19 di DIJ kembali memecahkan rekor. Kemarin (17/6) total ada 595 tambahan kasus positif di provinsi ini. Kabupaten Sleman menjadi penyumbang angka positif tertinggi dengan 235 kasus. Untuk sembuh bertambah 270 kasus, sementara meninggal juga bertambah 18 kasus.
14 Pegawai Pemkot Positif
Sebanyak 14 pegawai Pemkot Jogja terkonfirmasi positif Covid-19. Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Jogja Heroe Poerwadi (HP) mengatakan, dari jumlah yang terpapar itu tersebar di empat organisasi perangkat daerah (OPD).
Gejala yang dihadapi masing-masing berbeda-beda. “Ada yang tidak bergejala, ada yang panas, ada juga yang hilang penciuman, dan lain-lain,” kata HP kemarin (17/6).
Wakil Wali Kota Jogja itu menjelaskan, empat OPD itu adalah Dinas sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan 10 terkonfirmasi positif, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dindukcapil) satu orang, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Jogja, dan kantor sekretariat.
Meski begitu, kegiatan perkantoran tetap berjalan normal usai dilakukan tracing dan hasilnya keluar. “Kegiatan kerja dan pelayanan di Balai Kota masih tetap berjalan sebagaimana biasa,” ujarnya.
Namun untuk keperluan tracing dan disinfektan selama dua hari kemarin kantor Dinsoskertrans dan Dindukcapil Kota Jogja tidak melakukan pelayanan di kantor. Pelayanan dilakukan secara online. “Pelayanan masih berjalan melalui online melalui work from home,” jelasnya.
Sedangkan untuk Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Jogja hanya meliburkan satu grup tim pemadam kebakaran yang dua anggotanya positif Covid-19. “Di sekretariat satu ruangan ada satu orang terkena Covid-19, sehingga work from home,” terangnya.
Targetkan 10 Ribu Orang Divaksin
Program vaksinasi Covid-19 di DIJ terus digencarkan. Grab Indonesia bekerja sama dengan Kemenkes, Aino, Dettol, dan Good Doctor serta Pemprov DIJ menyelenggarakan vaksinasi masal untuk penyandang disabilitas, pengemudi ojek online, abdi dalem dan pekerja pariwisata.
Managing Director Grab Indonesia Neneng Gunadi mengatakan, inisiasi tempat vaksinasi masal ini merupakan upaya pihak swasta untuk membantu Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mempercepat vaksinasi Covid-19.
Vaksinasi dilakukan sejak 14 Juni lalu dan berakhir kemarin (17/6) siang. Vaksinasi dilakukan di GOR UNY. Program vaksinasi menggunakan vaksin AstraZeneca. “Kami menargetkan 10 ribu orang yang bisa divaksin, sehingga mempercepat kekebalan komunal,” ungkap Neneng.
Wakil Gubernur DIJ Paku Alam X yang hadir pada acara itu mengatakan, program vaksinasi merupakan salah satu upaya untuk mengatasi pandemi Covid-19. Ia berharap kolaborasi serupa antara swasta dan pemerintah bisa terus berlanjut di masa depan.
PA X juga juga meningatkan waaupun sudah divaksin, penerapan 5M yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas tetap harus terus dilaksanakan. “Vaksinasi bukanlah akhir,” tegasnya.
Aris Wahyudi, salah seorang penyandang disabilitas yang mengikuti program vaksinasi itu merasa senang akhirnya ia bisa divaksin. Menurutnya, dengan divaksin ia merasa jauh lebih aman jika melakukan aktivitas, meski juga masih akan terus menerapkan prokes.
Aris sendiri mengaku tidak merasakan hal yang berlebihan selepas divaksin. Ia hanya sedikit pegal pada bagian lengannya yang mendapatkan suntikan. “Paling ini cuma pegal saja,” ujarnya. (kur/wia/laz)