RADAR JOGJA – Satgas Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Kota Jogja mencatat 225 pelaku perjalanan jarak jauh atau pemudik masuk Kota Jogja. Data ini merupakan hasil pantauan dari 22 April hingga 9 Mei. Lonjakan tertinggi terjadi dalam kurun waktu 22 April hingga 3 Mei sebanyak 92 orang.

Wakil Wali Kota Jogja Heroe Poerwadi memastikan para pelaku perjalanan ini terawasi oleh Satgas Covid-19 wilayah. Tepatnya pelaporan di posko Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro di setiap RT. Guna mengawasi mobilisasi setibanya di daerah tujuan.

“Tertinggi itu 92 orang hingga 3 Mei. Lalu turun 10 sampai 16 orang perharinya. Naik lagi jadi 82 pelaju dari 6 hingga 7 Mei. Lalu setelahnya turun menjadi 4 pelaju perharinya,” jelasnya ditemui di Balai Kota Pemkot Jogja, Selasa (11/5).

Heroe menuturkan angka kedatangan warga dari luar Kota Jogja terus menurun. Terlebih mendekati hari raya Idul Fitri 2021. Lonjakan tertinggi justru terjadi di awal Mei. Tercatat ada pergerakan 360 bis antar kota antar provinsi dalam satu malam.

Walau begitu, Heroe memastikan tidak semua penumpang turun di Kota Jogja. Hasil pemantauan, para penumpang didominasi tujuan Jawa Tengah sisi Selatan. Terbukti dari jumlah data penumpang yang turun di Kota Jogja dan tetap lanjut perjalanan.

“Kalau warga datang mudik itu sudah didata di 2535 posko PPKM Mikro se kota Jogja. Sudah dikondisikan dilakukan isolasi mandiri, sebagian dilakukan di rumah dan ada yang isolasinya dilakukan di hotel,” katanya.

Terkait kondisi kesehatan pelaju, Heroe memastikan tidak ada yang terpapar Covid-19. Ini karena para pendatang telah melengkapi diri dengan surat jalan dan surat sehat Covid-19. Meski tetap wajib menjalani isolasi mandiri.
“Artinya tidak ada laporan bahwa ada warga yang kondisi tidak sehat ketika pulang ke kampung halamannya.

Tapi memang tidak semua wilayah menerima warga mudik. Beberapa posko PPKM Mikro atas kesepakatan warga sudah meminta keluarganya tidak mudik di masa libur lebaran ini,” ujarnya.

Berdasarkan data Satgas Covid-19 Kota Jogja, tidak ada zona orange dan merah di wilayah perkotaan. Kota Jogja, lanjutnya didominasi dengan zona hijau. Tercatat sebanyak 2.411 RT atau 95,11 persen adalah zona hijau.

Data lainnya, sebanyak 124 RT atau 4,89 persen adalah zona kuning. Perhitungan ini berimbas pada sejumlah kegiatan di Kota Jogja. Seperti peribadahan hingga operasional destinasi wisata.

“Untuk destinasi wisata masih buka tetapi dengan penerapan prokes yang lebih ketat. Tujuannya untuk menghindari terjadinya kerumunan dan mencegah sebaran virus Covid-19ovid-19,” katanya.(dwi/sky)

Jogja Raya