
TERDAMPAK: Pengguna jalan melintas di dekat baliho yang rusak dan hampir roboh di Jalan Affandi, sleman, kemarin (4/4). Kondisi baliho itu akibat diterjang angin kencang bersamaan hujan deras yang erjadi kemarin siang. (GUNTUR AGA TIRTANA/RADAR JOGJA)
RADAR JOGJA – Kepala Stasiun Klimatologi Sleman, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) DIJ Reni Kraningtyas mengatakan, saat ini wilayah DIJ sudah memasuki musim pancaroba atau peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Hal ini ditandai seringnya terjadi cuaca ekstrem yang meningkat.
“Itu ditandai dengan pola angin yang tidak konsisten atau sering berubah arah. Ini sudah mulai terjadi,” kata Reni kemarin (4/4).
Selain itu, saat ini juga terjadi potensi kondisi cuaca panas di beberapa lokasi, kemudian terjadi cuaca ekstrem. Misalnya hujan lebat tiba-tiba, dan angin kencang disertai petir. Kondisi ini terjadi sampai beberapa hari ke depan.
Sementara itu di Bantul, hujan disertai angin kencang mengakibatkan belasan pohon tumbang. Ini tersebar di tiga kapanewon yang meliputi empat kalurahan. Total kerugian akibat bencana ini mencapai Rp 9 juta.
Manajer Pusdalops BPBD Bantul Aka Luk Luk Firmansyah memaparkan, pohon tumbang tersebar di beberapa titik. Satu lokasi di Tamanan, Banguntapan; dua lokasi di Panggungharjo, Sewon; dan masing-masing empat lokasi di Tirtonirmolo dan Bangunjiwo, Kapanewon Kasihan.
“Pohon tumbang merusak sejumlah fasilitas dan mengakibatkan satu orang terluka,” sebut Aka saat dihubungi Radar Jogja.
Setidaknya terdapat dua rumah, satu jaringan listrik, dua jaringan telepon, satu kendaraan, satu gudang, dan satu tempat usaha rusak. Selain itu, pohon tumbang menghambat enam akses jalan. “Satu korban luka ringan sudah dibawa ke klinik oleh warga,” ujarnya. (kur/fat/laz)