RADAR JOGJA –Takmir Masjid Jogokariyan Kota Jogja menemukan setidaknya 35 orang, baik jemaah maupun warga kampung di lingkungannya, yang terpapar Covid-19 setelah masjid itu menggelar  rapid test antigen massal hari Senin (15/3).

Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan Muhammad Jazir menuturkan, awal kasus adalah seorang remaja masjid. Pasca temuan awal, dilakukan tracing kontak erat. Dari total pelacakan terhadap 100 orang, sebanyak 35 orang dinyatakan positif Covid-19.

“Jadi beberapa hari yang lalu itu ada remaja masjid yang mengeluh kurang sehat. Terus kemudian cek antigen ternyata positif maka pihak masjid insiatif mengetes teman-teman mereka yang sering ketemu. Dari 100 orang sebanyak 35 orang positif (Covid-19),” jelasnya dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (18/3).

Upaya tracing tak hanya menyasar pengurus masjid. Warga sekitar lingkungan masjid juga dipersilakan mengikuti rapid antigen. Langkah itu sebagai antisipasi berdasarkan mobilisasi kasus awal.

Pengecekan kesehatan dengan rapid antigen berlangsung seketika. Jazir menegaskan tak ingin menunda pelacakan kasus. Menurutnya lebih cepat pendeteksian maka antisipasi sebaran kasus lebih optimal.

“Dari total 35 kasus positif, 7 orang jamaah masjid dan yang lain itu warga kampung,” katanya.

Jazir menambahkan, pihaknya juga melakukan pelacakan sumber kasus awal. Terungkap bahwa remaja masjid sempat melayat ke luar kota Jogja. Lalu beberapa hari kemudian merasa kurang enak badan. Puncaknya adalah hilangnya indera penciuman.

Penangan terhadap pasien Covid-19 dilakukan oleh pengurus masjid. Berupa isolasi mandiri di kediamannya masing-masing. Pihaknya tetap berkoordinasi dengan pihak Puskemas setempat dalam pemantauan kesehatan.

“Masjid memberikan bantuan untuk pengecekan dengan oximeter, memberikan bantuan makanan dan keperluannya. Bagi rumahnya yang tidak memungkinkan, isolasinya di fasilitas rumah isolasi Jogokariyan, ada 11 orang,” tambahnya.

Hasil pengecekan kesehatan, tak semuanya adalah kontak erat kasus awal. Terbukti ada kasus yang memiliki riwayat berbeda. Salah satu warga diduga terpapar dari cucu asal Semarang. Sang cucu dititipkan karena kedua orangtuanya positif Covid-19.

Jazir juga menuturkan adanya catatan vatalitas. Satu pasien berusia sepuh meninggal dunia setelah terpapar Covid-19. Diketahui pula sosok ini juga memiliki catatan penyakit penyerta atau komorbid.

“Kemarin sempat kami bawa Rumah Sakit PKU Muhammadiyah, tapi hari ini meninggal dunia. Baru kemarin kami cek ternyata positif lalu kami bawa ke rumah sakit. Sudah sepuh lansia, kalau jalan pakai tongkat,” katanya.

Pasca munculnya kasus, Jazir memastikan tak ada penutupan masjid. Ibadah tetap berjalan seperti biasanya. Hanya saja penerapan protokol kesehatan semakin diperketat.

Pihaknya juga membatasi sejumlah kegiatan keagamaan. Termasuk mempersingkat waktu ceramah. Selain itu adapula Satgas Covid-19 Masjid Jogokariyan yang melakukan pemantauan secara ketat.

“Masjid tidak ditutup InsyaAllah. Salat tetap kami tegakan tapi perketat prokes. Satgas Covid-19 masjid juga siaga. Termasuk pemulasaraan jenasahnya juga siap,” ujarnya.(dwi/sky)

Jogja Raya