RADAR JOGJA – Proyek pembangunan jalan tol Jogja-Solo terus menunjukkan progres maju. Sejumlah warga yang terdampak jalan bebas hambatan itu Jumat (8/1) mulai menerima ganti untung. Setidaknya ini yang dialami sebagian warga di Kalurahan Purwomartani, Kalasan, Sleman.

Warga pun terlihat antre di Kantor Kalurahan Purwomartani. Ada, 25 kepemilikan bidang tanah yang dibayarkan. Total sekitar Rp 25 miliar. “Jumlah ini baru sebagian kecil. Belum keseluruhan,” ungkap Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional (BPN) DIJ Suhendro di lokasi Jumat (8/1).

Total ada 50 bidang yang akan dibayarkan lebih awal. Namun setelah divalidasi ulang, separonya data belum lengkap, sehingga diberikan menyusul. Setelah datanya lengkap, berikutnya disampaikan ke lembaga manajemen aset negara (LMAN) untuk mendapatkan pembayaran tanah.

Disebutkan Suhendro, dari pendataan yang dilakukan bersama tim pengadaan tanah dan tim pelaksana proyek ini, terdapat 3.006 bidang terdampak di sesi pertama. Sementara yang sudah teridentifikasi dan sudah divalidasi, diprioritaskan di wilayah Purwomartani sebanyak 950 bidang tanah.

Namun karena keterbatasan anggaran, dilakukan appraisal 294 bidang. Sebanyak 244 bidang lagi juga sudah dilakukan validasi, hasil musyawarah kesepakatan pemilik tanah dan telah dilaporkan pusat. Pihaknya meminta LMAN segera membayarkan ganti rugi setelah data lengkap.

Adapun pelaksanaan jalan tol sesi pertama ini meliputi Kapanewon Prambanan, Kalasan, Mlati, Ngaglik, dan Gamping. Sementara wilayah kalurahannya meliputi Bokoharjo, Purwomartani, Tamanmartani, Selomartani, Tirtomartani, Maguwoharjo, Condongcatur, Caturtunggal, Tirtoadi, Sinduadi, Sendangadi, Tlogoadi, Sariharjo, dan Trihanggo.

Warga terdampak, Suparmadi, 39, yang tinggal Temanggal II Purwomartani, Kalasan, mengaku senang dan bersyukur karena proses yang berjalan selama satu tahun ini bisa cair. Tanahnya yang terdampak seluas 266 meter persegi dengan ganti untung Rp 1,68 miliar. Dia menyebut, harga pembelian tanah ini sudah di atas harga normal, kendati tak sampai dua kali lipatnya.

“Namun cukup untuk membeli tanah harga sekarang,” ungkap Suparmadi dengan wajah semringah. Dikatakan, lahannya yang terdampak tol ini meliputi rumah tinggal dan tempat usaha yang berada di jalur strategis. Hasil pembayaran itu nantinya akan digunakan untuk modal membeli tanah lagi dan mendirikan usaha pengolahan kelapa.

“Soal harga tanah, ya kenaikan ada. Kalau berapanya, relatif tergantung dari posisi. Tapi saya pikir tidak terlalu fanatastis. Masih bisa terkejar seandainya nanti warga yang tanahnya terdampak mau membeli lahan kembali,” ungkap Suparmadi.

Bupati Sleman Sri Purnomo berpesan kepada warga yang sudah menerima ganti untung agar uangnya disimpan dengan baik. Sebagaimana sudah dibentuk di rekenening bank nasional. Jangan mudah diambil ketika belum membutuhkan sekali.

“Kami berharap kalau bisa penjualan tanah dikembalikan dalam bentuk tanah, sehingga bisa digunakan kepentingan selanjutnya,”  ujarnya. Dikatakan, jumlah ini baru 25 persen dari sekian ratus. Pihaknya minta kepada aparat bisa membantu persyaratan yang diperlukan warga untuk bisa belum memenuhi kelengkapan data-data.

Program jalan tol ini dilaksanakan PT Jogja Solo Marga Makmur selaku pengembang dan investor.  Dirut utama PT Jogja Solo Marga Makmur Adrian Priohutomo mengatakan, program ini sejalan dengan program pemerintah pusat, masuk dalam Perpres No 19 Tahun 2020.

Proyek strategis nasional ini melintasi dua provinsi, DIJ dan Jateng. Meliputi Jogja, Solo, Kulonprogo, dan dilanjutkan ke Purworejo. Dengan ruas sepanjang 97 kilometer.

Proyek terbagi tiga sesi. Sesi pertama dari Solo ke Purwomartani sepanjang 42 km. Sesi kedua dari Purwomartani ke Gamping sepanjang 23,4 km. Sesi 3 dari Gamping ke Kulonprogo dan Purworejo sepanjang  30,7 km.

“Pembayaran lahan yang sudah diajukan pemerintah ada 237 bidang dengan total nilai Rp 280 miliar. Sehingga, ini masih sebagian kecil,” tutur Adrian.

Dia berharap proyek ini ke depan dapat mengurangi kemacatan di akses jalan utama, turut mendorong ekonomi daerah sekitar dan kelancaran distribusi barang dan jasa DIJ. Juga mendukung sektor pengembangan pariwisata dan aksesibilitas menuju Bandara YIA. “Target kami paling lambat 2024 selesai sesi 1, 2, dan 3,” ungkapnya. (mel/laz)

Jogja Raya