
TANPA PAMPRIH: Koordinator Tagana Cangkringan Budi Santosa, 53, menyiapkan makanan untuk pengungsi di Barak Pengungsian Glagaharjo,.(Elang Kharisma Dewangga/radar jogja)
RADAR JOGJA – Sebanyak 893 relawan yang terdiri atas 17 lembaga dan 46 komunitas dioptimalkan dalam penanganan bencana Merapi di Kabupaten Sleman. Data itu berdasarkan catatan Forum Komunikasi Komunitas Relawan Sleman (FKKRS) di Posko Utama Pakem, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman Senin (23/11).
Admin FKKRS Monica Warih Widi Krisanti mengungkapkan, jumlah relawan saat ini terbagi dalam 16 kecakapan. Yang terbanyak di bidang search and rescue (SAR) dan evakuasi sebanyak 232 orang. Kemudian 117 relawan bergerak di bidang komunikasi dan informasi, 89 relawan bergerak di dapur umum, 75 bergerak di bidang keamanan dan perlindungan, dan 65 bergerak di bidang transportasi.
Selain itu ada 55 relawan bergerak di bidang kesehatan dan 52 bidang logistik. Sisanya masuk dalam kecakapan kajian cepat bencana, psikososial, pertukangan, administrasi, wash dan kesehatan lingkungan, pengelolaan posko, pengelolaan barak pengungsian dan hunian sementara. Sementara bidang pendidikan dan humas media masing-masing satu orang.
“Saat ini belum ada penambahan relawan lagi. Masih mengoptimalkan relawan yang ada,” terang Warih Senin(23/11). Disebutkan, mayoritas relawan masih berasal dari desa masing-masing.
Sebagaimana diketahui, desa yang berpotensi terdampak letusan Merapi, di antaranya, Kalurahan Glagaharjo, Kepuharjo dan Umbulharjo di Kapanewon Cangkringan, Sleman. Sementara itu optimalisasi relawan masih dilakukan di radius lima kilometer.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Sleman Henry Dharma Wijaya menyebut, secara umum terdapat 2.300 kelompok relawan yang terdaftar di BPBD. Kendati begitu, relawan masih difokuskan dari Komunitas Siaga Merapi (KSM) yang dikerahkan di Pengungsian Nglagaharjo.
Namun jika status Merapi ada peningkatan hingga awas, maka tidak menutup kemungkinan membutuhkan penambahan relawan sesuai kecakapan masing-masing. “Pendaftaran satu komando dan dipusatkan di Pos Utama Pakem,” ujarnya.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman Makwan mengatakan, relawan terpadu harus terdaftar di BPBD. Selain itu relawan juga harus bebas Covid-19. Setiap relawan yang mendaftar harus menunjukkan surat rapid test atau swab PCR.
“Harapannya warga yang menempati zona hijau seperti di Dusun Kalitengah Lor, Kalurahan Glagaharjo, itu kita pertahankan. Sehingga harus men-screening betul, relawan yang respons penanganan darurat ini. Protokol kesehatan harus dilakukan betul,” tambahnya. (mel/laz)