RADAR JOGJA – Ratusan warga lereng Merapi sudah lebih dari sepekan ini mengungsi, tepatnya sejak status gunung api teraktif di dunia ini dinaikkan menjadi siaga 5 November lalu. Salah satunya ada di Kalurahan Glagaharjo, Cangkringan, Sleman.

Mereka menempati bangunan PNPM di bagian belakang bangunan kalurahan. Kebanyakan pengungsi berasal dari Padukuhan Kalitengah Lor.
Ratmorejo, salah seorang pengungsi mengungkapkan ia sudah kurang lebih sepekan di lokasi pengungsian itu. Pria yang mengaku sudah berusia 100 tahun itu cukup betah di barak pengungsian. “Ya, ini kan cara pemerintah untuk mengamankan rakyatnya,” katanya.

Ia mengungkapkan, selama ini mendapatkan perlakukan yang baik dari para relawan. Beberapa fasilitas, mulai tempat tidur, kesehatan, dan makanan ia dapatkan dengan cukup baik. “Kemarin waktu pertama datang kaki saya bengkak, tapi dikasih obat sama relawan, terus membaik,” jelasnya.
Berbeda dengan Ratmorejo, Tarjoyoso mengaku mulai merasakan kebosanan di barak pengungsian. Minimnya kegiatan di barak pengungsian jadi penyebabnya. “Ya, kalau dibilang bosan, ya bosan,” ungkapnya.

Selain itu Tarjoyoso juga mengaku mulai merasakan pegal linu di beberapa bagian tubuhnya. Sebelum mengungsi, ia memiliki aktivitas yang cukup banyak. Terutama di ladang miliknya.

Lebih lanjut Tarjoyoso berharap masa tanggap bencana erupsi Merapi ini bisa segera terlewati. Sehingga ia dan rekan-rekannya bisa kembali ke rumahnya dan kembali beraktivitas. (kur/laz)

Jogja Raya