RADAR JOGJA – Pakar kesehatan jiwa UGM Dr dr Ronny Tri Wirasto Sp.Kj menyebutkan, pandemi Covid-19 memunculkan persoalan baru terhadap kesehatan mental masyarakat. Setidaknya, ada tiga persoalan besar kesehatan mental yang bisa muncul.

Pertama, pembatasan sosial atau social distancing dan kecenderungan mental yang rentan hingga rentan terjadi kekerasan dalam keluarga. Social distancing akan berpengaruh pada kesehatan mental, sebab manusia harus beradaptasi dengan kebiasaan baru.  Jika sebelum pandemi terbiasa berinteraksi langsung dengan orang lain, di masa pandemi masyarakat diharuskan membatasi interaksi langsung.

Situasi itu, lanjut Ronny, bukanlah hal yang mudah. Terlebih di tengah suasana yang penuh dengan ketidakpastian, bisa memunculkan rasa cemas, khawatir, ketakutan, stres, hingga depresi. Dengan kata lain kondisi mental menjadi lebih rentan atau labil. “Keadaan itu tak jarang memicu perilaku kekerasan di dalam keluarga,” jelas Ronny melalui keterangan tertulis kepada wartawan Rabu (14/10).

Penggunaan internet yang meningkat juga menjadi sebuah persoalan. Internet bisa menimbulkan kecanduan karena menjadi aktivitas penting di masyarakat. Hal ini karena adanya kebijakan pembatasan sosial sebelumnya. “Perilaku adiksi internet ini salah satunya karena seseorang mencari informasi terkait Covid-19,”  tambahnya.

Selain itu, masalah ketiga di masa pandemi juga memunculkan fenomena kecanduan game online. Sebab, kondisi yang memaksa harus banyak beraktivitas di rumah menjadikan waktu untuk menyalurkan hobi bermain game online menjadi lebih banyak.

Jika hal ini berlangsung terus-menerus, bisa mengakibatkan kelelahan, over atensi atau perhatian berlebihan terhadap sesuatu. Serta menurunnya kesadaran terhadap stimulasi sekitar. Selain ketiga masalah itu, kerentanan mental pada pasien yang telah sembuh dari Covid-19 juga menjadi persoalan besar dalam kesehatan mental di tengah pendemi.

Hal itu terjadi karena masih adanya stigma atau pelabelan pada pasien di masyarakat. Stigma di masyarakat ini menjadikan pasien yang sembuh dari Covid-19 memiliki kekhawatiran yang lebih tinggi dibanding saat belum terpapar Covid-19.

Oleh karena itu, Ronny mengimbau kepada setiap individu atau masyarakat untuk menciptakan suasana yang ramah dan penuh kasih bagi sekitar. “Pasalnya, hingga saat ini implusivitas atau perilaku berlebih-lebihan menjadi persoalan mental yang menonjol, meskipun hal itu tidak disadari masyarakat,”  tambah Ronny. (eno/laz)

Jogja Raya