RADAR JOGJA – Ombak laut selatan dikenal cukup ganas, sehingga wisatawan yang berkunjung ke destinasi wisata pantai tidak direkomendasi untuk mandi atau berenang. Sudah banyak wisatawan yang jadi korban tenggelam atau terseret ombak, baik saat mandi atau sekedar main-main di bibir pantai.
Kepala Satpol PP Bantul Yulius Suharta melaporkan, sepanjang 2020 sudah terjadi enam kasus kecelakaan laut. Dua kasus terjadi di bulan Januari dan tiga kasus di Februari. Kasus terakhir Kamis (6/8) lalu, di mana tujuh wisatawan yang masih satu keluarga tewas terseret ombak Pantai Goa Cemara, Sanden. Total sembilan orang meninggal dunia di Bantul akibat laka laut sepanjang 2020 ini.
Sebenarnya wisatawan memiliki tanggung jawab atas keselamatan jiwanya. Sebab, laka laut bukanlah sebuah hal yang dikehendaki. Terlebih wisatawan sudah mendapatkan peringatan dari petugas. Tapi justru diabaikan. “Kami berharap wisatawan turut menjaga keselamatannya,” ujar Yulius Suharta saat ditemui di kantornya pekan lalu.
Laka laut pertama yang mengakibatkan kematian di tahun ini, menimpa rombongan mahasiswa yang bermalam di Pantai Parangtritis, Februari lalu. Kondisi di pantai itu gelap ketika malam hari. Laka pun terjadi sekitar pukul 22.00. Di mana petugas sudah tidak berjaga.
Sementara laka laut di Goa Cemara, terjadi di pagi hari. Petugas mengaku telah memperingatkan rombongan wisatawan. Bahkan sampai dua kali, untuk tidak bermain air laut. Tapi tetap tidak patuhi. “Ancaman di lokasi wisata adalah ancaman bersama. Kalau yang diimbau dan diedukasi tidak merespons, ini tidak akan ketemu,” sesalnya.
Ditambahkan Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat (Kabid Linmas) Satpol PP Bantul Muhammad Agung Kurniawan, keamanan pesisir diampu tiga unsur. Yaitu satuan tugas (satgas) dari Satlinmas Rescue Istimewa, TNI Angkatan Laut, dan Polair Polda DIJ. Khusus Satlinmas Rescue Istimewa berjumlah personel 99 orang. Satlinmas Rescue Istimewa ini berada di bawah Satpol PP yang dibagi atas wilayah III dan IV.
Satgas ini menangani laka laut, sebab kejadian itu adalah bentuk kejadian non-alam. Namun diakui, standar operasional prosedur (SOP) satgas masih dalam bentuk rumusan. Akibat kejadian laka laut di Goa Cemara, petugas melakukan evaluasi.
“Memang kemarin secara faktual, kondisi alam di Goa Cemara jika dilawan dengan kekuatan manusia tidak akan bisa,” sebut Agung. Sebab gelombang laut sedang dalam keadaan tinggi. Sementara alat penyelamatan seketika tidak tersedia. Karenanya, petugas pun akan melakukan pengadaan pelampung, tali tambang, dan alarm.
Kepala Dinas Pariwisata (Dinpar) Bantul Kwintarto Heru Prabowo berjanji akan meningkatkan kualitas pelayanan. Dengan melakukan koordinasi bersama semua unsur dalam mendukung kepariwisataan. “Terkait laka laut, saya kira di luar ekspektasi. Karena kami sedang fokus pada protokol kesehatan. Semoga ini menjadi pembelajaran bersama,” ujarnya. (cr2/laz)