RADAR JOGJA – Saat pandemi korona seperti saat ini, apapun menjadi serba sulit. Imbauan untuk physical distancing mengakibatkan beberapa aktivitas terkendala. Bahkan aktivitas berbelanja ke pasar pun dibatasi.

Nah, selain berbelanja menggunakan aplikasi daring untuk memenuhi kebutuhan, rupanya menanam dan memetik sayur sendiri menjadi salah satu alternatif pilihan. Seperti halnya yang dilakukan di Kampung Sayur Gemah Ripah yang dikelola warga di Bausasran, Danurejan, Kota Jogja ini.

Ketua Kampung Sayur Gemah Ripah Marfuah mengakui, hasil panenan dari kampung sayur ini sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan anggota saat korona ini. “Alhamdulillah. Kami senang mengelola kelompok wanita tani. Paling tidak bisa membantu ibu-ibu saat susah mencari kebutuhan pangan,” ujarnya kepada Radar Jogja, Senin (4/5).

Di kampung sayur ini, sengaja banyak menanam sayur-sayuran yang cepat panen. Sehingga, akan mempercepat untuk dikonsumsi dan regenerasi. Sayur-sayuran ini diminati oleh anggota. “Seperti kangkung, sawi, terong, dan sebagainya,” jelas Marfuah.

Untuk saat ini, memang kampung sayur ini masih sebatas untuk kebutuhan anggota. Jadi hasil panen belum bisa banyak. Mengingat lahannya juga terbatas. Paling tidak, ini sedikit meringankan beban ibu-ibu rumah tangga di saat korona dan penerapan physical distancing. “Jadi ibu-ibu tidak perlu setiap hari rutin ke pasar,” imbuhnya.

Kampung sayur ini selain menanam berbagai jenis tanaman sayuran, misalnya, cabai, tomat, kubis, kol, cesin, dan sebagainya juga empon-empon Untuk empon-empon seperti jahe merah, serai, jahe biasa, dan masih banyak lagi.

Marfuah mengatakan, kampung sayur tersebut sangat bermanfaat. Pun menjadi solusi jika kebutuhan pokok melonjak naik. Di samping tidak perlu pusing-pusing untuk memenuhi kebutuhan pokok, juga kesehatan makanan yang dikonsumsi lebih terjamin.

Disebutnya, kegiatan di Kampung Sayur Gemah Ripah tetap berjalan normal seperti biasa saat pendemi ini. Mereka masih rutin menanam sayur. Untuk itu diberlakukan sistem piket membersihkan lahan dan tanaman sayuran tetap berjalan setiap hari. Yakni bergantian dua sampai tiga orang per hari. “Setiap Sabtu ada kerja bakti tetapi sebentar. Tetap menjaga jarak dan tidak lupa memakai masker,” ungkap dia. (cr1/din)

Jogja Raya