RADAR JOGJA – Sebanyak 486 lokasi di DIJ telah disambangi relawan Associaton of Resiliency Movement (ARM) Indonesia untuk disemprot disinfektan guna mencegah penyebaran Covid-19. Kegiatan yg dilakukan Perkumpulan berbadan hukum yang bergerak di bidang kebencanaan ini bagian dari gerakan Jogja Bakoh.

“Awal mulanya kami melihat perkembangan Covid-19 di Wuhan yang terus mulai masuk di Indonesia. Jogja saat itu masih kasus pasien pertama. Dari situ akhirnya mencetuskan program khusus yaitu Jogja Bakoh,” ujar Sekretaris ARM Indonesia sekaligus Komandan Jogja Bakoh, Anggun Gunadi, Minggu (19/4).

Program Jogja Bakoh pertama kali dirilis pada 16 Maret 2020. Setelah dua hari melakukan peracikan obat disinfektan dan pelatihan relawan, ARM langsung terjun ke lapangan untuk melakukan penyemprotan. Sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP), para relawan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap mulai dari hazmat, kacamata, masker, hingga sarung tangan karet.

“Sebelum terjun ke lapangan, kami membuat prosedur tetap (protap) dahulu. Baru setelah itu melakukan pelatihan membuat resep racikan obat disinfektan yang aman dan berlatih menyemprot yang benar,” bebernya.

Anggun mnuturkan, antusiasme masyarakat sangat tinggi ketika pihaknya membuka akses permintaan penyemprotan. Dalam waktu sekitar 10 jam ARM Indonesia langsung mendapat lebih dari 300 surat permintaan semprot disinfektan.

“Jujur itu kami sempat kewalahan, karena banyaknya permintaan yang masuk. Kami sedang membuka pesan ada yang telepon, kami sedang telepon ada yang mengirim pesan. Terus begitu sampai akhirnya kami harus menutup sementara permohonan,” terangnya.

Meski sempat ditutup, ARM Indonesia kembali membuka permintaan setelah 3 hari berselang. Permintaannya pun masih tinggi meski tidak seramai gelombang pertama.

Kini, ARM Indonesia kembali membuka gelombang ketiga. Penyemprotan disinfektan difokuskan untuk menyasar fasilitas umum seperti sekolah, tempat ibadah pasar, halte, lalu juga fasilitas sosial seperti kantor yayasan sosial, rumah singga, kampung, pondok pesantren, dan fasilitas bisnis.

“Masyarakat yang ingin lokasinya dilakukan penyemprotan disinfektan dapat menghubungi 089676330900 atau mengakses bit.ly/JogjaBakoh,” ujar Anggun.

Selain menyemprot disinfektan, Jogja Bakoh pun memiliki lima program lain. Mulai dari promosi kesehatan melalui poster-poster, membagikan cairan disinfektan, konseling kesehatan bersama dokter-dokter lulusan Fakultas Kedokteran UGM, konseling psikologi bersama staf pengajar Sekolah Tinggi Psikologi Yogyakarta (Stipsi), dan Community Based untuk pendampingan pangan.

“Selain menyemprot disinfektan kami juga sudah membagikan sekitar dari 2.507 paket disinfektan untuk 501 RT di DIj, jika dihitung itu bisa mencakup 25.050 kepala keluarga dan 125.250 jiwa,” katanya.

Komandan Lapangan Jogja Bakoh, Yogo Daniyanto menambahkan, program pendampingan pangan Jogja Bakoh bukan sekadar berbagi sembako. Namun memberikan pendampingan kepada desa untuk menerapkan mandiri pangan.

“Pendampingan pangan bukan sekadar bagi-bagi sembako, tetapi pendampingan untuk mandiri pangan terutama dengan desa-desa yang dari kemarin sudah berkoordinasi ataupun mengambil disinfektan. Jadi program ini lebih ke bagaimana desa menciptakan atau menghasilkan bahan pangan,” tuturnya. (tif)

Jogja Raya