
RADAR JOGJA – Penyakit kanker di Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ) mengalami peningkatan sekitar 4,5 persen. Hal ini disebabkan karena pola hidup dan makan yang tidak seimbang.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja Eny Dwiniarsih mengatakan angka penyakit tidak menular ini semakin meningkat melebihi dari penyakit menular. “Kalau zaman dulu penyakit menular lebih banyak. Sekarang sebaliknya,’’ kata Eny di sela Seminar Pencegahan Deteksi Dini dan Penanganan Kanker Multidisiplin, dalam rangka World Cancer Day di Graha Pandawa Balai Kota Jogja, kemarin (1/2).
Eny menjelaskan, menggalakkan program Cerdik menjadi poin pentin yaitu cek kesehatan secara berkala. Yakni enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet sehat dengan kalori seimbang, istirahat cukup, dan kelola stres. “Harus konsultasi ke dokter untuk deteksi dini,” ujarnya.
Menurutnya, enyahkan asap rokok juga penting. Karena perokok dan merokok menjadi salah satu pencetus kanker. Salah satu implementasinya adalah melalui Perda Kota Jogja Nomor 2/2017 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR).
Pemkot Jogja akan me-launching bersama kawasan Malioboro bebas asap rokok pada Maret nanti. Ini bukan berarti pengunjung di pedestrian Malioboro tidak diizinkan merokok. “Tapi jangan sembarangan. Lakukan di tempat khusus merokok,”pesannya.
Direncanakan ada beberapa lokasi disiapkan untuk membangun KTR di Malioboro. Yang sudah ada di Malioboro Mall. Lokasi lainnya di Hotel Inna Garuda, Toko Ramayana, dan Hotel Mutiara. Selain itu di kawasan parkir Abu Bakar Ali dan Pasar Sore Malioboro.
Dengan perda yang diterapkan masyarkat juga turut berkontribusi untuk menurunkan penyakit tidak menular (PTM) terutama kanker. Masyarakat juga diimbau agar mengetahui secara dini gejala kanker dengan berkonsultasi sejak dini. Misalnya jika ditemukan benjolan kecil pada tubuh. (wia/din)