RADAR JOGJA – Para pemilik tanah di sekitar wilayah yang terdampak proyek tol Jogja-Solo, harus benar-benar memperhatikan undangan sosialisasi. Itu karena sosialisasi hanya digelar sekali. Yang  pertama digelar di Desa Bokoharjo, Prambanan hari ini (4/12).

Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Dispentaru) DIJ Krido Suprayitno menjelaskan sosialisasi hanya dilakukan sekali saja. Masyarakat terdampak akan mendapatkan informasi untuh mengenai teknis pembebasan lahan. Serta program strategis milik pemerintah. “Sosialisasi secara umum belum pada tahap besaran ganti rugi, karena itu menjadi kewenangan tim appraisal,” kata Krido dihubungi Selasa (3/12).

Menurut dia, tim telah memiliki nama-nama masyarakat yang ada di dua dusun. Nama yang hadir dalam sosialisasi sesuai dengan kenyataan warga yang benar-benar terdampak proyek tol. “Mereka yang diundang sesui nama pemilik, bidangnya dan luasan tanah,” jelasnya.

Untuk menghidari mutasi tanah secara mendadak, pihaknya meminta kepada pihak desa dan kecamatan untuk menyimpan erat nama-nama tersebut. Termasuk, tidak menyebarkan secara detail titik-titik kawasan terlewati tol. “Data sudah divalidasi, bila nanti ada kesalahan kami akan cepat memperbaikinya,” jelasnya.

Mantan Camat Berbah ini menjelaskan sosialisasi sangat penting untuk memberikan gambaran bahwa nanti yang terlewati tanahnya penuh atau sebagian. Dalam sosialisasi akan dipaparkan luasan-luasan bidang lahan yang dimiliki. “Dengan info yang jelas masyarakat tidak akan terkotak-kotakan,” tuturnya.

Sementara Sekprov DIJ Kadarmanta Baskara Aji menyampaikan, setelah melakukan sosialisasi akan dilakukan secara bertahap. Setelah dari Berbah, sosialisasi akan dilakukan di kecamatan Kalasan. Dimana di kecamatan tersebut akan ada empat desa yang harus disosialisasi. “Targetnya Desember ini memang harus rampung untuk dua kecamatab tersebut,” jelasnya.

Dia pun mengimbau kepada masyarakat untuk mengikuti sosialisasi tersebut. Dalam sosialisasit tersebut, akan diberikan kesempatan bagi warga untuk mengetahui dan bertanya kepada tim. “Jadi bila nanti ada tanah sisa mau diapakan, itu bisa sekalian ditanyakan,” jelasnya. (bhn/pra)

Jogja Raya