RADARJOGJA.CO.ID – Lagi, Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan Tingkat Tinggi ke-3 di Bidang Hubungan Antarmasyarakat Indonesia dan Tiongkok. Pertemuan yang berlangsung selama lima hari pada 25-29 November 2017 lalu diselenggarakan di empat kota besar di Indonesia yaitu Jogja, Jakarta, Bogor, dan Surakarta.

Dalam pertemuan tersebut delegasi Tiongkok dipimpin oleh Vice Premier Madam Liu Yandong dan delegasi Indonesia dipimpin oleh Menko PMK RI Puan Maharani. Even tahunan ini bertujuan untuk menciptakan peluang baru dalam upaya pengembangan dan memperkaya kerjasama bilateral antara RI dengan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) ini dihadiri Menko PMK RI Puan Maharani berharap, kerjasama bilateral antar dua negara tersebut dapat saling berkontribusi terhadap pengetahuan dan pemahaman yang sama antara Indonesia dan RRT yaitu melalui peningkatan kontak antara masyarakat kedua negara.

“Dukungan semua Kementerian/Lembaga dalam mensukseskan kegiatan ini patut dibanggakan sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan lancer,” kata Puan Maharani.

Dalam even ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI turut mengambil bagian dalam kegiatan ini dengan mendukung beberapa kegiatan seperti Joint Cultural Performance, pertunjukan kolaborasi antara seniman Indonesia dan Tiongkok pada 25 November 2017 di Ciputra Artpreneur, Jakarta.

Yang ditampilkan antara lain Tarian Puspanjali dari Bali, Seni Pencak Silat dan Debus dari Banten dan Jawa Barat, Tari Saman dari Gayo dan Musik Tradisional Jawa Barat tampil bergantian dengan kesenian Tiongkok seperti Tari Piring, Musik, Akrobat dan Kungfu. Tarian tersebut telah memukau penonton yang memadati Ciputra Artpreneur.

Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hilmar Farid, sangat mengapresiasi kerja keras para seniman yang tampil mempersembahkan seni budayanya masing-masing.

“Kami segenap Direktorat Jenderal Kebudayaan sangat mengapresiasi para seniman yang menampilkan pertunjukan seni yang begitu menawan baik seniman dari Indonesia maupun seniman dari Tiongkok,” kata Hilmar Farid di Ciputra ArtPreneur. (25/11).

Selain itu, pada pertemuan ini juga dibahas mengenai High Level Meeting di Hotel Alila Surakarta pada 28 November 2017. Kedua negara menekankan pentingnya joint programs atas dasar saling kesetaraan dan saling menguntungkan. Secara spesifik program yang diharapkan dapat dilaksanakan bersama adalah joint display, joint publishing, exchange of experts, professionals, technicians, dan archaeologists. Untuk kerjasama lebih lanjut kedua negara menyepakati adanya pertemuan rutin melalui seminar, konferensi, workshop, pelatihan, dan melakukan kegiatan teknis bersama terkait Sangiran dan Zhoukodian.

Selain itu, Kemdikbud mendukung Jamuan Makan Siang pada 28 November 2017 dan kunjungan ke Situs Manusia Purba Sangiran dan Museum Keris pada 29 November 2017. Terkait situs Sangiran yang dipilih mengingat pentingnya situs tersebut karena keberadaannya yang sangat strategis dan memiliki hubungan sejarah sebagai situs kembar dengan situs Zhoukodian di China.

Ada enam poin yang dikesepakati dalam pertemuan tersebut. Yakni, rencana aksi tiga tahun untuk kerjasama bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, pertukaran tenaga ahli, pengembangan laboratorium; pengaturan implementasi kerjasama riset untuk konstruksi pelabuhan dan pencegahan serta mitigasi bencana, pengaturan implementasi kerjasama science and techno park, dan MoU Bidang Pengembangan Film guna mendorong industri kreatif dan pembentukan joint working group.

Kemudian ada pula MoU Bidang Kepemudaan yang mencakup pertukaran pemuda, pertukaran kunjungan organisasi pemuda, dan pengembangan kapasitas kepemudaan, MoU Bidang Kesehatan mencakup pencegahan dan pengendalian penyakit, primary of health care and universal health coverage, human resource development, public health, and health promotion, dan rencana kerjasama pemanfaatan energi nuklir untuk kepentingan damai masih dalam pembahasan dan diharapkan dapat segera dicapai kesepakatan. (mar)

Jogja Raya