JOGJA – Seharian kemarin (17/2) para pejabat di lingkungan Pemkot Jogja mendapat pesan singkat yang mengatasnamakan wartawan Jawa Pos Radar Jogja bernama Yudi. DalamSMS-nya, Yudi meminta dikirimi uang untuk bantuan biaya berobat.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PUPKP) Kota Jogja Umi Akshanti mengaku mendapatSMSitu pada Jumat pagi. Selain dirinya, juga terdapat beberapa pejabat Dinas PUPKP Kota Jogja dan pejabat pemkot lainnya. “Informasinya banyak teman di pemkot juga yang mendapat SMS,” ujarnya.
Setelah melakukan konfirmasi dan meyakini isi SMS itu merupakan kabar bohong, Umi berupaya menjebak dengan meminta Yudi datang ke kantor Dinas PUPKP Kota Jogja, kompleks Balai Kota Timoho.Tapi ketika dibalas, pelaku justru membalasSMSdengan kata-kata makian. “Saya langsung hapus karena kata-katanya tidak enak dan itu penipuan,” ujarnya.
Terpisah, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Kota Jogja Heri Karyawan mengatakan, ia menerima SMS seperti itu bukan hal yang pertama. Sesuai kebiasaanya, setiap ada permintaan bantuan uang, Heri mengaku pasti meminta untuk bertemu langsung. “Kalau dia menolak, hampir pasti menipu,” katanya.
Sementara itu Penjabat Wali Kota Jogja Sulistiyo juga meminta kepada siapa pun untuk selalu melakukan cek dan ricek setiap mendapat permintaan bantuan, apalagi dari nomor handphone yang tidak dikenalnya. Ia juga merasa risih dengan masih adanya pihak yang mengklaim sebagai wartawan dan meminta bantuan uang. “Saya juga merasa risih kok masih ada yang seperti itu, makanya harus dicek dan ricek,” pintanya.
Upaya penipuan dengan mengatasnamakan wartawan bukan hal yang baru. Pada 2015 lalu, pejabat di Pemprov dan DPRD DIJ juga pernah mendapati hal yang serupa, yaitu permintaan bantuan uang untuk berobat. Bahkan saat itu ada seorang anggota dewan yang sempat mentrasfer uang ke nomor rekening yang tertulis di SMS.Tapi setelah mentransfer, sesaat setelahnyaketika melakukankonfirmasi bahwa telah mengirim justru dibalas dengan SMS caci maki. (pra/laz/mg2)