JOGJA – Dinamika pemilihan wali kota (pilwali) selama Ramadan dan Lebaran relatif stagnan. Baik partai politik (parpol) maupun bakal calon wali kota (bacawali) belum menunjukkan tanda-tanda sudah bersepakat.

Semuanya saling menunggu. Parpol menunggu bacawali terbaik. Sebaliknya, bacawali juga melakukan hal sama.Setelah Lebaran ini, dinamika itu berpeluang be-rubah. Ini karena beberapa parpol sedang mencari calon alternatif yang bisa diusung di Pilwali Kota Jogja.

“Kami sedang mencari selain nama yang be-redar baik di internal maupun eksternal,” ujar Wakil Ketua DPD Bidang Pengkaderan PKS Nasrul Khoiri.

Nasrul menjelaskan, banyak peluang adanya peru-bahan peta politik. Termasuk kemunculan tokoh alter-natif.

“Tokoh nasional yang bersedia turun gunung. Ini akan sangat mengubah peta politik yang ada,” jelasnya.

Terhadap bacawali alternatif ini, Nasrul mengaku pihaknya sedang mencari tokoh-tokoh di Jakarta yang bersedia maju di pilwali. Tapi sampai saat ini belum menemukan figur yang dirasa tepat dan pas memimpin Kota Jogja.

“Ini yang masalah. Nama-nama yang muncul hanya itu-itu saja,” kata Ketua Komisi B DPRD Kota Jogja tersebut.

Sampai saat ini peta yang muncul memang belum bergeser dari nama-nama lokal. Mulai dua calon petahana, Haryadi Suyuti dan Imam Priyono. Ke-mudian Syauqi Soeratno yang juga memperebutkan kursi AB 1 A.

“Di internal ada nama Pak Zuhrif Hudaya, Dwi Budi Utomo, dan Basuki,” jelasnya.

Selain nama-nama itu, sebenarnya masih ada par-tai peraih kursi terbanyak kedua, yakni PAN. Partai berlambang matahari terbit itu juga belum menen-tukan pilihan. Mereka sudah memilik dua nama, Wakil Ketua I DPRD DIJ Arif Noor Hartanto. Juga ada nama Heroe Poerwadi yang digadang-gadang bakal mendampingi Imam Priyono.

“Belum ada keputusan. Yang jelas sampai saat ini belum ada deklarasi soal koalisi di Pilwali,” kata Na za-rudin .

Ia mengatakan, di internal PAN masih solid. Artinya, hal itu bisa menjadi modal awal untuk men-jalin komunikasi dengan parpol lain dan calon.

“Se-muanya masih dinamis. Sampai sekarang kami juga sudah koordinasi dengan beberapa kandidat,” ujarnya.Tapi, koordinasi itu belum mencapai kata sepakat. Selama DPP PAN tak memberikan restu.

“Karena semua keputusan ada di DPP,”lanjutnya. PAN sebelum memberikan restu kata dia akan mela-kukan survei langsung ke masyarakat. Ini untuk menge-tahui elektabilitas. “Tidak mungkin, kami juga mem-beli kucing dalam karung,” tambahnya. (eri/laz/ong)

Jogja Raya