
BATASI AKSES: Polisi berjaga saat penutupan arus Jalan Margo Utomo atau sisi selatan Tugu Jogja, kemarin (6/7). Petugas gabungan memperketat mobilitas warga saat penerapan PPKM Darurat dengan menutup sejumlah ruas jalan protokol. (GUNTUR AT/RADAR JOGJA)
RADAR JOGJA – Semakin banyaknya tenaga medis (nakes) di Kulonprogo yang terpapar Covid-19 membuat rumah sakit rujukan kelimpungan. Sebagian di antaranya bahkan membutuhkan tambahan relawan untuk penanganan pasien. Salah satunya di RSUD Wates.
Direktur RSUD Wates Lies Indriyati menyampaikan, pihaknya membutuhkan relawan setidaknya untuk posisi dua dokter umum serta 15 perawat. Hal ini karena mayoritas nakes di rumah sakit yang dipimpinnya kini tengah menjalani isolasi akibat terpapar korona.
Total ada 85 nakes di RSUD Wates yang terpapar. Jumlah itu meliputi dokter serta perawat yang menangani pasien terkonfirmasi positif. “Saat ini kami masih menunggu hasil tracing 67 nakes lainnya,” ungkap Lies kemarin (5/7).
Selain membutuhkan relawan untuk merawat pasien, ia menyatakan RSUD Wates juga tengah membutuhkan relawan untuk pemulasaran jenazah. Pasalnya, hanya ada dua petugas pemulasaran yang aktif. Karena enam dari delapan petugas di rumah sakit itu terkonfirmasi positif.
Dengan kondisi ini, Lies menyatakan saat ini RSUD Wates hanya melayani pemulasaraan jenazah bagi kalangan internal saja. Sebab petugas yang melayani juga sangat minim.
Persiapan Tambah TT dan Cadangan
Pemkab Bantul kini juga sedang melakukan rekrutmen relawan. Guna membantu penanganan Covid-19 yang lonjakan angka pertambahannya tinggi. Relawan dipersiapkan untuk mengantispasi saat ada penambahan tempat tidur (TT). Selain sebagai tenaga cadangan.
RSUD Panembahan Senopati menjadi salah satu fasilitas kesehatan (faskes) yang mengumumkan rekrutmen rekawan. Di mana RS membutuhkan enam dokter umum, 25 perawat, satu tenaga teknik kefarmasian, empat sopir, tiga pemulasaran jenazah, satu tenaga sterilisasi, dan tiga juru masak.
“Rekrutmen dilakukan sejak Selasa (6/7) sampai Kamis (8/7). Jadi ketika saya posting, sudah mulai,” sebut Humas RSUD Panembahan Senopati Siti Rahayuningsih saat dihubungi Radar Jogja kemarin (6/7).
Rekrutmen dimaksudkan untuk menambah kapasitas TT pasien Covid-19. “Jadi rumusnya, ketika mau menambah TT harus menyiapkan sumber daya manusia (SDM) dan sarana prasarana (sarpras). Itu berbanding lurus,” jelasnya.
Kendati begitu, Siti tidak dapat memastikan berapa jumlah penambahan TT yang akan dilakukan RSUD Panembahan Senopati. Sebab perhitungan belum dilakukan. Menunggu jumlah rekrutmen relawan yang mendaftar ke RS.
Siti turut menyebut, kemungkinan tenaga relawan hanya menjadi cadangan. Sebab nakes yang diberdayakan oleh RSUD Panembahan Senopati membutuhkan waktu istirahat. “Kadang kami harus menambah TT, tapi tenaga yang ready harus off. Sehingga rekrutmen digunakan dulu. Akhirnya penambahan TT harus ditunda,” bebernya.
Namun ditegaskan, kapasitas TT pasien Covid-19 di RSUD Panembahan Senopati mengalami over capacity. Sehingga menggunakan instalasi gawat darurat (IGD) sebagai tempat penampungan sementara pasien Covid-19. “IGD masih jadi intermedia transfer pasien Covid-19,” ucapnya. (inu/fat/laz)