JOGJA – Kedigdayaan sineas Jogjakarta bertambah dengan hadirnya BW Purba Negara. Film berjudul Digdaya Ing Bebaya (Of the Dancing Leaves) yang disutradarinya, menyabet Silver Award pada ajang Vidsee Juree Awards 2016. Penghargaan ini diberikan pada puncak acara di Institut Français d’IndonésieInstitut Francais d’Indonesie (IFI) Jakarta, Sabtu (5/3) lalu.
Film dokumenter pendek ini mengusung kehidupan warga lereng selatan Gunung Merapi. Tepatnya, mengangkat kehidupan Mbah Rejo, Mbah Arjo dan Mbah Mardi. Ketiga lansia ini merupakan penghuni desa Glagahrejo, Sleman.
“Saat erupsi Merapi 2010 membuat keadaan desa tersebut luluh lantah. Hingga kondisi telah aman, warga kembali ke desa mereka. Ketiga lansia ini menolak untuk direlokasi dan memilih untuk hidup di tanah kelahiran mereka,” katanya, kemarin.
Pria yang akrab disapa Purba ini mengaku fokus pada aktivitas ketiga perempuan lansia dalam mencari bahan baku jamu. Konsistensi mereka mendapatkan daun pegagan, banyak menarik perhatian. Pertemuan berlanjut ketiga lansia ini menceritakan pengalaman seputar erupsi Gunung Merapi.
Dalam film ini dijelaskan kenapa para lansia ini tetap bertahan di kampung halamannya. Hingga tentang perasaan, cinta, dan kepercayaan mereka akan Gunung Merapi. Pemikiran-pemikiran ini, dinilai sebagai perwujud kesetian dan konsistensi terhadap sebuah pilihan hidup.
“Walaupun segala resiko mengancam di depan mata, mereka tetap mempertahankan rumahnya. Rumah memang lebih dari sekadar tempat tinggal. Oleh karenanya mereka menolak untuk direlokasi, dan lebih memilih untuk beradaptasi,” tuturnya.
Film pendek Digdaya Ing Bebaya yang dikerjakan oleh BW Purba Negara dan rekan-rekannya di Limaenam Films. Silver Award ini menambahkan daftar panjang penghargaan BW Purba Negara.
Sebelumnya film-film pendek karyanya mendapatkan ragam penghargaan diantaranya Piala Citra Festival Film Indonesia pada tahun 2008 dan 2011, Best Short Film Award di ajang Pacific Meridian Vladivostok International Film Festival 2012 di Rusia. Terakhir Dokumenter Terbaik XXI Short Film Festival 2015.
“Untuk saat ini sedang mengerjakan film layar lebar berjudul Ziarah. Juga mengambil tokoh wanita berusia lanjut sebagai karakter utamanya. Bercerita tentang perjalanan Mbah Sri, 95 tahun, dalam mencari makam suaminya yang hilang pada masa Agresi Militer Belanda II di tahun 1949,” pungkasnya. (dwi/dem/ong)