DWI AGUS/RADAR JOGJA
MULTI TALENTA: Didik Nini Thowok (dua dari kanan) berkolaborasi dengan seniman ludruk senior Cak Kartolo dalam rangkaian acara persembahan bedhaya untuk Raja Jogjakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, di Pendopo Bugisan SMKI Jogjakarta, Kamis malam (4/12).
SLEMAN – Seniman multi ta-lenta Didik Nini Thowok mem-persembahkan bedhaya untuk Raja Jogjakarta Sri Sultan Hameng-ku Buwono X. Bertajuk Bedhaya Hagoromo, tarian ini persembahan Didik dalam rangka hari kelahiran-nya yang ke 60 tahun. Persembahan ini akan dilaku-kan malam ini (6/12) di Bangsal Kepatihan Jogjakarta. Pembu-kaan persembahan telah dilaku-kan di Pendopo Bugisan SMKI Jogjakarta, Kamis malam (4/12). Dilanjut seminar cross gender dance di Resto Banyumili Jogja-karta, Jumat (5/12) pagi. “Jogjakarta merupakan kawah candra dimuka bagi saya. Di tempat ini, saya ditempa dan belajar tentang seni tari. Se-hingga sudah menjadi kewajiban saya mempersembahkan karya untuk Raja Jogjakarta,” kata pria kelahiran Temanggung, 13 November 1954 ini. Bedhaya Hagoromo merupakan tari kolaborasi yang diciptakan Di-dik. Tarian ini merupakan kolabo-rasi antara tari Bedhaya Jawa dengan Noh Drama dari Jepang. Pengga-bungan ini diusung karena ada sebuah kesamaan dari segi cerita. Didik menambahkan, ide per-sembahan ini berawal dari obrolan bersama GBPH Prabukusumo. Dari obrolan ringan bersama adik HB X tersebut, tercetus ide awal karya bedhaya. Memutar ide, dirinya pun tertarik mempersembahkan karya kolaborasi budaya Jawa dan Jepang ini. Selama proses penggarapan, Didik mengaku sangat antusias. Terlebih, belum pernah ada seorang seniman yang mempersembahkan sebuah karya bagi HB X. “Meski tidak lahir di Jogjakarta, tapi kota inilah yang membesar-kan saya dalam berkesenian. Selama 40 tahun saya digembleng di Jogjakarta, dan kota ini adalah guru bagi saya,” ungkapnya. Bertajuk Reborn, persembahan karya ini diawali Kamis lalu (4/12) di Pendopo SMKI. Gelaran ini di-buka dengan penampilan Topeng Malangan, Ngremo Lanang dan Ludruk Malang. Seniman ludruk senior Cak Kartolo dan Cak Safari turut meramaikan pembukaan ini. Di bagian lain, tadi malam (5/12) para penari cross gender turut unjuk karya di Bangsal Kepatihan Jogjakarta. Sebanyak sepuluh tarian cross gender disajikan para seniman tari lintas negara. Seperti William Lau dari Kanada yang menampilkan Chinnese Opera, Akira Atsui dari Jepang yang menampilkan Noh Drama.Sedangkan untuk malam nan-ti (6/12) ada lima karya yang ditampilkan. Dibuka dengan music Koto dari Soka Gakai, lalu Garret Kam yang menampilkan dua karya. Ai Hasuda dari Jepang dan ditutup Bedhaya Hagoromo karya Didik sebagai persembahan kepada HB X. (dwi/jko/ong)

Seni dan Budaya