
NYAWIJI: Acara Ngopi (Ngobrol Pintar) Bareng Pak Wali yang rutin dilakukan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Magelang hingga saat ini. Dalam “Ngopi Bareng” ini, selain sebagai sarana silaturahmi dengan warga di tingkat RT/RW, juga selalu diwarnai dengan penyerahan insentif yang dianggarkan melalui program Rodanya Mas Bagia. (PROKOMPIM MAGELANG)
RADAR JOGJA – Pada 26 Februari 2023 kemarin, kepemimpinan dr. Muchamad Nur Aziz, Sp.PD. KGH sebagai Wali Kota Magelang, dan Drs. M. Mansyur, M.Ag sebagai Wakil Wali Kota Magelang, genap dua tahun. Berbagai perubahan positif telah dicapai, utamanya perubahan sosial. Adalah Program “Rodanya Mas Bagia” yang jadi “kendaraan” dr.Aziz dan M Mansyur membangun Kota Magelang.
Kondisi makro masyarakat Kota Magelang menjadi inspirasi dipilihnya model pembangunan berorientasi manusia, dengan komitment terjadinya perubahan sosial. Dokter Aziz-panggilan akrab wali kota, dan M. Mansyur-panggilan akrab wakil wali kota, sepakat ingin mengikis paradigma pembangunan fisik atau infrastruktur.
Menurut dr. Aziz, kemajuan sebuah kota bukan hanya diukur dari mewahnya bangunan fisik, tapi inti dari keberhasilan kota adalah ketika masyarakatnya berdaya. “Inilah esensi lahirnya program Rodanya Mas Bagia. Mengubah pola pikir dari masyarakat sebagai objek menjadi subjek pembangunan, dari mindset alokasi menjadi partisipasi,” katanya.
Tujuan tertinggi pembangunan ini, yaitu pembangunan manusia (human development) yang bisa dijabarkan dalam tiga isu, yaitu development of the people yang menegaskan pembangunan hakikat dan martabat manusia seperti pendidikan, kesehatan, agama dan lain-lain; development for people yang memberi kesempatan kepada masyarakat untuk menikmati hasil pembangunan, utamanya lapangan pekerjaan; dan development by people dimana memberi kesempatan rakyat untuk ikut serta menentukan tujuan dan kebijakan pembangunan dari sisi pemanfaatan hak-hak politik.
Karenanya, Program Rodanya Mas Bagia makin kencang dilaksanakan. Hasil konkret secara makro, pelaksanaan Rodanya Mas Bagia berkontribusi terhadap produktivitas UKM di 17 kelurahan se Kota Magelang. Dari perbandingan antara tahun 2020 dengan tahun 2021, jumlah UKM di Kota Magelang meningkat 77%.
“Jumlah ini merupakan proses dari berjalannya Rodanya Mas Bagia pada tahun 2021,” ungkapnya.
Diyakini secara kuantitas dan kualitas, UKM pada tahun 2022 yang saat ini sedang dilakukan update, tumbuh positif. Dijelaskan, sebagai wilayah yang merangkak pada kota metropolis, kegiatan berbasis masyarakat sangat dibutuhkan. Kegiatan kemasyarakatan menjadi dimensi statis melekat pada sebuah komunitas, karena masyarakat memiliki tradisi. Namun, kondisi akan lebih baik jika dimensi dinamis berbarengan dengan statis, bentuknya pemberdayaan yang melahirkan kultur produktif.
Pemberdayaan masyarakat ini melahirkan dampak pada perbaikan kawasan di lokasi RT kumuh, dimana pada tahun 2022, telah dialokasikan pada beberapa prioritas strategis dengan volume fisik dan nilai investasi melalui Rodanya Mas Bagia.
Diperoleh data bahwa luasan rumah kumuh pada tahun 2021 mencapai 26,30 Ha, dan pada akhir tahun 2022 kemarin, turun menjadi 20,32 Ha. Ini berarti terjadi pengurangan rumah kumuh pada tahun 2022 seluas 5,98 Ha. Penanganan kumuh di lokasi RT kumuh tahun 2022, telah dialokasikan pada beberapa prioritas yang strategis dengan volume fisik, dan nilai investasi melalui Rodanya Mas Bagia.
Berikutnya, dari sisi keberlanjutan sosial, dijelaskan bahwa alokasi anggaran setiap RT paling banyak Rp 30.000.000 per tahun. Anggaran tersebut diperbolehkan untuk mengadakan kegiatan gabungan antar RT ditempatkan pada salah satu RT. “Penganggarannya dialokasikan dalam APBD, dan diuraikan dalam belanja operasi, serta belanja modal pada DPA Kelurahan dan/atau Perangkat Daerah yang membidangi,” jelasnya.
Adapun alokasi penggunaan antara lain untuk biaya umum guna mendukung administrasi pelaksanaan Rodanya Mas Bagia di tingkat RT paling banyak 3% dari pagu dana; belanja barang/jasa; belanja hibah; belanja bantuan sosial; dan belanja modal.
Masyarakat juga mendapatkan edukasi dalam pelaksanaan inovasi Rodanya Mas Bagia, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan kegiatan. Sebagai contoh, alokasi anggaran 2022, dengan metode Swakelola Tipe IV, telah dilaksanakan pemberdayaan masyarakat, antara lain di Kecamatan Magelang Tengah terdapat 16 kelompok masyarakat dengan anggaran pemberdayaan sebesar Rp 5.645.898.500, capaian fisik sebesar 99,66% dan capaian pertanggungjawaban 99, 72%. Swadaya masyarakat Rp 1.912.281.850 waktu pelaksanaan Maret-November 2022.
Kecamatan Magelang Utara terdapat sebanyak 15 kelompok masyarakat, dimana anggaran pemberdayaan sebesar Rp 4.803.582.000, capaian fisik 99,68%, dan capaian pertanggungjawaban sebesar 92,70%. Swadaya masyarakat sebesar Rp 482,996,660, waktu pelaksanaan Desember 2022.
Kemudian Kecamatan Magelang Utara sebanyak 18 kelompok masyarakat, anggaran pemberdayaan senilai Rp 4.793.951.000, capaian fisik 94,55%, dan capaian pertanggungjawaban 88,07%. Swadaya masyarakat sebesar Rp 1.068.288.500, waktu pelaksanaan Desember 2022.
Dijelaskan, anggaran pemberdayaan masyarakat tahun 2022 sebesar Rp 15.243.431.500. Pemberdayaan dilaksanakan melalui 49 Kelompok Swadaya Masyarakat dengan capaian kinerja 98,14%, capaian pertanggungjawaban 94,17%. Swadaya masyarakat mencapai Rp 3.463.567.010.
Sekalipun pemberdayaan masyarakat tidak ditujukan untuk akumulasi bisnis yang berorientasi profit, namun berdampak peningkatan pendapatan warga sekitar. Hal ini dikarenakan sesuai ketentuan pengadaan barang, harus membeli di toko-toko kawasan ini yang berimplikasi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan warga setempat. (*/pemkotmgl/rds/ila)