RADAR JOGJA – Warga dua kampung di Desa Mulyorejo, Kecamatan Jepara Kota, Jepara kini tak lagi waswas lagi saat harus menyeberang sungai untuk bersekolah, berdagang, berbelanja, pengajian atau aktivitas lainnya. Sebab, di atas sungai itu kini telah berdiri kokoh Jembatan Sinambung yang dibangun Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada 2021.

Jembatan dengan lebar 1,40 meter dan panjang 24 meter itu tiap hari ramai dilewati warga untuk beraktivitas. Ada yang melintas dengan berjalan kaki, bersepeda hingga naik sepeda motor. Anak-anak sekolah pun bisa menyeberang dengan aman, berkat jembatan yang dibangun dengan anggaran Bantuan Provinsi (Banprov) Jateng sebesar Rp 200 juta itu.

Padahal dulunya, akses penghubung dua kampung, yakni RT 4 RW 4 dengan RT 3 RW 5 tersebut hanya jembatan bambu, yang bisa dilewati pejalan kaki. Kondisi jembatan bambu yang seadanya juga sangat berbahaya bagi penyeberang, terutama saat musim hujan.

Yitno, warga Desa Mulyoharjo RT 3 RW 5 mengatakan, pembangunan jembatan dari banprov tersebut membuat hubungan sosial dua kampung semakin dekat.

“Kondisinya beda jauh. Dulu warga antarkampung kurang dekat. Tapi sekarang berhubung ada jembatan bantuan dari Pak Ganjar jadi lebih dekat hubungan warga, tidak perlu muter, padahal deket sekali,” katanya, Rabu (24/8)

Tak kalah penting, dengan dibangunnya jembatan itu keamanan warga pelintas menjadi lebih terjamin. Warga tak perlu waswas jembatan patah atau terpeleset. “Sebelumnya, warga memanfaatkan jembatan bambu itu selama bertahun-tahun. Sehingga setelah dibangun jembatan (dari banprov) manfaatnya sangat banyak. Warga menjadi aman saat menyeberang,” ujar Yitno.

Manfaat Jembatan Sinambung juga dirasakan oleh Sukarmi, warga Desa Mulyoharjo lainnya. Baginya, jembatan itu mempermudah akses warga untuk beraktivitas. Apalagi jembatan bercat merah itu juga bisa dilintasi sepeda motor.

“Dulu mau ke pengajian harus mutar. Karena kan di sini jembatannya bambu, tak bisa dilintasi sepeda motor. Kalau sekarang sepeda motor bisa lewat,” ujarnya.

Dia menceritakan, dulu saat jembatan masih berupa bambu, warga yang melintas kerap terpeleset. Bahkan ada yang nekat bawa sepeda ontel dan tercebur ke sungai. “Kalau lagi musim banjir, jembatan bamboo itu sangat membahayakan. Warga sering terpeleset, yang pakai sepeda juga kecemplung. Sekarang saya bisa menyeberang naik motor kalau pengajian rutin tiap Jumat,” terang Sukarmi.

Jembatan yang diresmikan Ganjar di bulan Mei 2022 itu juga membantu siswa untuk pergi bersekolah. Dulunya, anak-anak SD di RT 3 RW 5 harus diantar oleh orang tuanya saat berangkat sekolah. Namun, setelah ada jembatan besi itu, kini anak-anak bisa berangkat sendiri, baik jalan kaki maupun bersepeda.

“Dulu jembatannya bambu, saya takut kalau mau menyeberang. Kalau mau pergi ke sekolah harus diantar ayah lewat jembatan yang di sana jauh. Sekarang jembatannya sudah bagus. Sudah berani berangkat sekolah sendiri naik sepeda,” ucap Kalista siswa kelas 5 SDN 5 Mulyoharjo.

Sebagai informasi, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah menyalurkan bantuan keuangan kabupaten/kota untuk pembangunan jembatan pada 2021. Di Jepara disalurkan bankeu desa di tujuh titik, dengan alokasi anggaran masing-masing Rp 200 juta. Selain di Jepara, Ganjar juga membangun Jembatan Senowo senilai Rp 7,2 miliar dan Tangsi Rp 8,4 miliar di Magelang. (*/ila)

Jawa Tengah