
DIPERBAIKI - Direktur Utama PDAM Tirta Handayani Toto Sugiharta (kanan) bersama petugas melakukan pengecekan kerusakan pipa yang terdampak cuaca ekstrim baru-baru ini. (PDAM GUNUNGKIDUL for RADAR JOGJA)
RADAR JOGJA – Tingginya intensitas curah hujan di sejumlah wilayah Kabupaten Gunungkidul sejak sepekan terakhir berdampak pada aliran sungai bawah tanah. Instalasi pompa PDAM Tirta Handayani rusak dan berakibat pada terganggunya distribusi maupun kualitas air.
Direktur Utama PDAM Tirta Handayani Toto Sugiharta mengatakan sungai bawah tanah Seropan, Bribin dan Baron mengalami luapan banjir sejak empat hari lalu. Petugas langsung diterjunkan melakukan penanganan.
“Terdapat satu pompa berdaya 75 KW di Intake Seropan mengalami kerusakan sehingga proses distribusi air menjadi kendala,” jelas Toto Sugiharta saat dihubungi kemarin (17/2).
Dikatakan, curah hujan tinggi yang terjadi secara terus menerus juga mengakibatkan kekeruhan tinggi. Sampah menumpuk mengganggu operasional pompa di intake dan berdampak pada berhentinya produksi dan distribusi kepada pelanggan.
“Kepada masyarakat kami minta maaf atas pelayanan PDAM saat ini,” katanya.
Pihaknya mengaku terus melakukan upaya teknis untuk mengatasi kendala suplai aliran kepada pelanggan. Beberapa upaya pelayanan yang dilakukan diantaranya pembersihan rutin pada bak Water Treatment Plant (WTP), melakukan Wash Out (Pengurasan) pada titik jaringan perpipaan.
“Kami juga memanfaatkan pengolahan pada WTP yang ada saat ini. Memang belum optimal, karena jangkauan terbatas,” ujarnya.
Harapannya, tindakan ini mampu mengatasi permasalahan pelayanan yang terjadi sekarang. Selanjutnya menunggu tahapan pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Seropan yang rencananya akan dibangun tahun ini.
“Nanti WTP dengan kapasitas 100 liter per detik dengan jangkauan lebih luas,” terangnya.
Sementara itu, seorang warga Pragak, Semanu, Semanu, David Zukri Arivin mengatakan hujan deras yang mengguyur beberapa waktu lalu menyebabkan kualitas air turun. Pelanggan PDAM Tirta Handayani ini mengaku sempat kerepotan.
“Koyo lendut (warna pekat). Tapi tadi malam ketika saya buka keran warna air sudah jernih, alhamdulillah,” kata David Zukri Arivin. (gun/dwi)