RADAR JOGJA – Harapan warga Padukuhan Kedungwanglu, Kalurahan Banyusoco, Kapanewon Playen untuk memiliki jalan penghubung yang lebih layak dan representatif mulai ada titik terang. Setelah survei berulangkali, Pemkab Gunungkidul akhirnya akan menganggarkan pembangunan jembatan di wilayah itu.

Seorang warga, Munadzar Abror mengatakan, tiga hari lalu jembatan crossway kembali terendam. Guru MI Yappi Kedungwanglu tersebut sempat menggendong murid menyeberangi derasnya arus.”Jadi ceritanya kemarin itu hujan deras. Di sini banjir, kan masih hujan anak-anak mau pulang bingung. Mau nunggu siang atau sore takut banjirnya tambah gede,” kata Munadzar ditemui di sekitar Crossway Kedungwanglu kemarin (15/2).

Bersama guru lainnya, dia mengaku sudah lima kali menggendong peserta didik saat pulang sekolah. Bahkan di waktu berbeda, karena derasnya arus Munadzar pernah tidak bisa pulang ke rumah karena menunggu air surut. “Akhirnya tidur di rumah mertua. Kami berharap agar dibangun jembatan yang layak untuk kami menyeberang,” ujarnya.

Sementara itu, Lurah Banyusoco Damanhuri mengatakan, Padukuhan Kedungwanglu terdiri dari delapan RT. Lima RT di antaranya sering terisolasi akibat banjir luapan air Kali Prambutan. Selama ini akses jalan penghubung melewati jembatan crossway yang dibangun sejak 2011.”Saat banjir besar jembatan crossway tergenang air deras sehingga membahayakan,” kata Damanhuri.

Dia menjelaskan, Padukuhan Kedungwanglu terdapat 470 jiwa meliputi RT 3,4,5,6 dan 7. Aktivitas penduduk baru bisa normal ketika air surut. Secara geografis letak Padukuhan Kedungwanglu berada di daerah aliran sungai sehingga potensi banjir tidak bisa dihindarkan. Air dari Kapanewon Playen, Paliyan, dan Kapanewon Wonosari masuk ke Kali Prembutan. “Statusnya jalan desa. Namun anggaran kalurahan tidak memungkinkan untuk membangun jembatan,” ungkapnya.

Terpisah, Kepala Bidang Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Kabupaten Gunungkidul, Wadiyana mengaku telah melakukan survei ke lokasi.”Akan diusulkan (pembangunan) dalam APBD 2024,” kata Wadiyana.

Berdasarkan hasil kajian, ada dua opsi. Pertama membangun jembatan dengan lebar 7 meter, dan panjang sekitar 40 meter dengan perkiraan anggaran Rp 6 Miliar. Kedua membangun jalan baru dengan panjang 500 meter pada lahan milik Perhutani.”Selama ini sebenarnya sudah kami usulkan namun terkendala anggaran. Insya Allah dianggarkan lagi di 2024,” ujarnya. (gun/din)

Gunungkidul