RADAR JOGJA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul menyatakan siap menyambut transisi dari pandemi Covid-19 menjadi endemi. Setelah status pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berakhir, wilayah terluas Provinsi Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ) ini menyatakan siap untuk menyesuaikan.

Sekretaris Daerah Kabupaten Gunungkidul Sri Suhartanta mengatakan, kesiapan memasuki masa transisi pandemi menjadi pandemi tertuang dalam program strategis 2023. Salah satunya berupa meningkatkan infrastruktur fasilitas kesehatan (faskes). “Peningkatan faskes sangat vital untuk upaya penanggulangan Covid-19. Termasuk memperluas jangkauan pelayanan kesehatan pada masyarakat,” kata Sri Suhartanta kemarin (4/1).

Dia menjelaskan, tahun ini ada pembangunan sejumlah faskes. Salah satunya pembangunan laboratorium (lab) kesehatan di Siraman, Wonosari. Keberadaan laboratorium dipandang mampu mendukung penanganan 3T (testing, tracing, treatment) Covid-19. “Kemudian juga akan ada pembangunan gedung rawat inap di RSUD Saptosari,” ujarnya.

Lebih jauh dikatakan, program strategis 2023 lainnya melanjutkan proyek penataan wajah Kota Wonosari. Pagu anggaran yang sedang disiapkan mencapai sekitar Rp 14,7 Miliar. Tahap kedua dilanjutkan pada pengaspalan Jalur Bundaran Siyono dan membuka pagar area Gedung Serba Guna. Lingkungan sekitar lokasi dilakukan penataan, seperti trotoar bebas pedagang kaki lima dan area khusus parkir.

Proyek lainnya berupa pembangunan jalan ruas Tawang-Serut Gedangsari, fasilitas pendidikan, hingga penataan parkir. Termasuk revitalisasi gedung Kantor Kapanewon Patuk dan Tanjungsari. “Revitalisasi Kantor Kapanewon Patuk tertunda selama 2 tahun, perlu diperbaiki karena ada sejumlah kerusakan,” terangnya.

Sementara itu, Bupati Gunungkidul Sunaryanta menyatakan kesiapannya menuju transisi pandemi covid-19 menjadi endemi. Hanya saja masyarakat tetap diminta menerapkan protokol kesehatan (prokes). “Prokes menjadi upaya menjaga kondisi kesehatan diri,” kata Sunaryanta. (gun/din)

Gunungkidul